18 April, 2009

Utusan GEREJA ke Parlement

Melihat banyaknya janji janji Caleg kepada rakyat apabila mereka terpilih sebagi anggota DPR dalam hal ini warga gereja dan kebutuhan gereja akan ijin pembangunan,penggunaan fasilitas umum untuk kepentingan ibadah,persamaan hak terhadap fasilitas pemerintah dan masih banyak lagi.
 
Saya jadi berpikir,kenapa gereja tidak mengutus utusan ke DPR untuk menyuarakan kepentingan diatas.
Kalau gereja mengirim utusan,penginjil,untuk memenangkan jiwa bagi Tuhan,saatnya gereja secara terbuka mempersiapkan dan mengirim utusan ke Parlement,DPR lewat kendaraan partai politik (partai kristen tentunya).Seperti seorang utusan injil mempunyai keterikatan dan komitmen dengan pengutusnya demikian orang yang akan di utus ke Parlement,memiliki komitment untuk memperjuangkan hak-hak umum menyangkut kepentingan gereja atau kekristen secara luas.
 
Selama ini yang ada adalah orang orang kristen/partai kristen di DPR berusaha berjuang untuk kepentingan gereja dan kekristenan namun sebenarnya mereka tidak diutus oleh gereja bahkan oleh orang kristen itu sendiri.
Buktinya adalah suara banyak orang kristen terbagi bagi.
 
Gereja tidak berpolitik namun gereja mengirim utusan untuk memperjuangkan hak sebagai warga negara,kesetaraan terhadap pemerataan pembangunan spiritual umat beragama.
 
Pemikiran yang sederhana tapi perlu di kaji lebih dalam.5 tahun waktu untuk mempersiapkannya