26 October, 2016

Duri dlm daging

*DURI DALAM DAGING PAULUS*

7 Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri.
8 Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku.
9 Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.
10 Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.
(2 Korintus 12:7-10)

Duri dalam daging yang disebutkan Paulus ini telah dipakai dan disalahgunakan oleh banyak orang Kristen untuk membenarkan diri karena tunduk kepada hampir setiap masalah yang datang. Iblis telah memelintir bagian Alkitab ini untuk menipu begitu banyak orang supaya percaya bahwa jika Allah tidak menyembuhkan Paulus, bagaimana mungkin mereka berharap disembuhkan? Mari kita memeriksa lebih dekat dan mencari tahu apa itu "duri dalam daging" Paulus.

Pertama-tama, "duri" ini datang karena begitu berlimpahnya pewahyuan yang Paulus terima. Sampai seseorang memiliki pewahyuan yang berlimpah, yang setara dengan apa yang telah Paulus terima, dia tidak akan memiliki "duri." Hal ini akan mendiskualifikasi semua orang yang bersembunyi di balik alasan duri dalam daging Paulus.

Kemudian, ayat 7 mengatakan bahwa duri itu datang supaya Paulus tidak meninggikan diri. Secara tradisional, duri tersebut ditafsirkan sebagai cara menjaga Paulus tetap rendah hati. Oleh sebab itu, pasti Allah yang menciptakannya, karena hanya Allah yang ingin Paulus tetap rendah hati. Tetapi ada cara yang saleh untuk dapat ditinggikan. Satu Petrus 5:6 mengatakan, "Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya." Mereka yang menundukkan diri (rendah hati) kepada Allah akan ditinggikan oleh Allah. Paulus tidak berbicara tentang meninggikan diri melalui kebanggaan diri sendiri, sebaliknya sedang berbicara bahwa duri itu datang dari iblis untuk menghalangi Paulus ditinggikan oleh Allah di hadapan orang-orang. Orang-orang pasti menerima apa yang Paulus khotbahkah jika pesan Paulus "menyenangkan" bagi mereka. Tetapi ada utusan iblis yang selalu menggocoh Paulus dan membuat orang yang lemah hati takut berkomitmen kepada Yesus, yang Paulus beritakan.

Allah membuat besar, atau meninggikan Yosua di hadapan umat-Nya (Yosua 3:7). Dia kembali melakukannya atas orang-orang yang dipakai-Nya dalam perjanjian yang baru [new covenant] (Kisah Para Rasul 5:13). Jadi, kita melihat bahwa peninggian yang dibicarakan bukanlah hal negatif tetapi hal yang saleh. Dan semakin memperkuat fakta bahwa duri itu bukanlah perbuatan Allah.

Dalam ayat 7, tepat setelah duri dalam daging disebutkan, ada frasa yang yang mengatakan, "yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku." Inilah penjelasan tentang apa gerangan duri itu sebenarnya. Duri bukanlah sesuatu hal (thing) melainkan utusan iblis. Kata yang digunakan sebagai "utusan" di ayat ini selalu diterjemahkan sebagai malaikat atau utusan dan mengacu pada makhluk ciptaan. Jadi, duri dalam daging Paulus sebenarnya adalah roh jahat yang dikirim iblis untuk menggocoh dia. Kata "menggocoh" berarti menyerang berulang kali seperti gelombang ombak menghempas pantai.

Bagaimana kuasa jahat ini terus menyerang Paulus? Secara tradisional diajarkan bahwa Paulus diserang dengan penyakit, dan yang membuat banyak orang menerima pengajaran ini adalah penggunaan kata-kata "weakness" dan "infirmity" (sama-sama diterjemahkan sebagai kelemahan) dalam ayat 9 dan 10. Kelemahan memang berarti penyakit dan digunakan dengan arti yang sama dalam 1 Timotius 5:23, tetapi bukan itu satu-satunya arti kata tersebut. Definisi kedua infirmity adalah kekurangan atau ketidakmampuan. Contohnya, dalam Roma 8:26 dikatakan, "Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita." Dalam ayat ini, jelas konteks kata kelemahan tidak berbicara tentang penyakit melainkan ketidaktahuan apa yang akan didoakan. Pikiran kita yang terbatas merupakan kelemahan atau kekurangan.

Jika kita melihat konteks duri dalam daging Paulus, kita menemukan bahwa kelemahan tidak berarti penyakit dalam 2 Korintus 12:9 dan 10. Dalam 2 Korintus 11:30, Paulus menggunakan istilah yang sama dalam "glorying in infirmities" (bermegah dalam kelemahan) yang digunakan hanya beberapa ayat setelah dia berbicara tentang duri ini. Dalam pasal kesebelas dia baru saja membuat daftar kelemahan-kelemahan itu. Dalam ayat 23-29 pasal tersebut, dia membuat daftar hal-hal seperti penjara, bilur-bilur, karam kapal, dan dilempari batu; tidak satupun yang berbicara tentang penyakit. Ayat 27 menyebutkan kelemahan dan kesakitan (painfulness), yang oleh beberapa orang telah dicoba untuk diartikan sebagai penyakit (sickness), tetapi lebih mungkin kata itu mengarah kepada berjerih lelah (weary) dan menderita kesakitan dari hal-hal seperti dilempari batu hingga hampir mati (Kisah Para Rasul 14:19). Semua hal dalam daftar 2 Korintus 11 menyebut penganiayaan sebagai kelemahan. Jadi, dalam konteksnya, duri dalam daging Paulus adalah malaikat atau utusan yang dikirim Iblis yang terus-menerus menimbulkan penganiayaan terhadap dirinya. Hal ini dibuktikan oleh tiga referensi Perjanjian Lama (Bilangan 33:55; Yosua 23:13 dan Hakim-hakim 2:3), saat ada orang yang dianggap sebagai "thorns by your side" (TB: menjadi musuhmu) dan "thorns in your eyes" (duri di matamu).

Paulus meminta Tuhan untuk melepaskan dia dari penganiayaan, bukan penyakit, dan Tuhan mengatakan bahwa kasih karunia-Nya cukup baginya. Kita tidak ditebus dari penganiayaan, dan Paulus kemudian menyatakannya dalam 2 Timotius 3:12, "Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya." Karena itu, dengan senang hati, Paulus bermegah (gloried) di dalam penganiayaan, celaan, kekurangan dan kesusahan sehingga kuasa Kristus turun menaunginya (2 Korintus 12:9). Kata "glory" adalah kata Inggris kuno yang berarti memiliki kuasa atau memerintah. Kata ini digunakan dalam Keluaran 8:9 saat Musa mengatakan kepada Firaun untuk memerintahkan dirinya (glory over him) untuk melenyapkan katak-katak yang meliputi tanah Mesir. Jadi ketika Paulus berbicara tentang bermegah atas kelemahan atau penganiayaan, dia berbicara tentang kemenangan bahkan di tengah-tengah gangguan yang terus-menerus datang.

Dalam Kisah Para Rasul 14:19, Paulus dilempari batu dan dikira mati, tetapi Allah membangkitkan dia, dan hari berikutnya dia berjalan setidaknya dua puluh mil ke kota berikutnya dan mulai berkhotbah lagi. Allah tidak menghentikan penganiayaan, namun kekuatan Allah sempurna dalam kelemahan Paulus (ayat 9). Dapatkah Anda membayangkan apa yang dipikirkan oleh orang-orang yang melempari dia? Mereka bisa melihat manusia Paulus luka-luka dan memar, tetapi mereka juga bisa melihat kekuatan supernatural Allah mengalir melalui dia. "Sebab jika aku lemah, maka aku kuat" (ayat 10).

Ada dua ayat lain dalam Kitab Suci yang digunakan oleh orang yang mempercayai bahwa duri dalam daging Paulus adalah penyakit, untuk membuktikannya. Salah satunya adalah Galatia 4:13-15. Dalam ayat ini Paulus mengatakan bahwa dia memberitakan Injil kepada orang Galatia ini melalui infirmity of the flesh (TB: sakit pada tubuhku), dan dalam ayat 15, dia katakan bahwa orang-orang Galatia pasti bersedia mencungkil mata mereka sendiri dan memberikannya kepada Paulus. Tentang ayat ini, saya pernah mendengar para pelayan Tuhan memberitakan bahwa duri dalam daging Paulus adalah penyakit kuno langka yang ditandai dengan mata yang bengkak dan berair. Tetapi mari kita lihat kepada siapa Paulus berbicara ketika dia mengatakan hal tersebut. Dia menulis kepada orang-orang yang tinggal di wilayah yang dikenal sebagai Galatia, dengan kota-kota utama Derbe, Listra, dan Ikonium. Peristiwa yang disebutkan sebelumnya, yakni Paulus dilempari batu hingga hampir mati, terjadi di Listra, sebuah kota Galatia. Hari berikutnya Paulus berjalan ke Derbe, kota lain di Galatia, dan mulai berkhotbah kepada mereka. Saya yakin mata Paulus pasti bengkak dan berair, dengan tubuh penuh luka dan memar, tetapi itu bukan karena penyakit. Tetapi karena Paulus baru saja dirajam. Dia juga mengatakan dalam ayat 13 bahwa kelemahan itu disandangnya "pertama kali," yang menyiratkan kesan hal itu hanya sementara dan dia pulih darinya.

Ayat Kitab Suci selanjutnya yang digunakan untuk mengatakan duri dalam daging Paulus adalah penglihatan yang buruk juga terdapat di Galatia, pasal 6, ayat 11, yang mengatakan, "Lihatlah, bagaimana besarnya huruf-huruf yang kutulis kepadamu dengan tanganku sendiri." Orang-orang mengatakan penglihatan Paulus begitu buruk sehingga dia harus menulis dalam huruf besar, dan inilah kelemahan yang Paulus maksudkan. Tetapi itu hanyalah anggapan yang tidak cukup kuat. Jauh lebih dapat dipercaya bahwa dia semata mengacu pada panjangnya surat yang telah dia tulis kepada jemaat Galatia.

Alasan mengapa sangat penting untuk menyadari bahwa duri dalam daging itu bukanlah sesuatu yang Yesus mati untuk menebus kita darinya, seperti penyakit, adalah supaya kita tidak tunduk kepada hal-hal tersebut. Yakobus 4:7 mengatakan, "Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!" Kita harus menolak, atau melawan secara aktif setan dan hal-hal yang dibawanya, untuk melihat mereka melarikan diri. Iblis telah menggunakan pengajaran tradisional tentang duri dalam daging Paulus untuk membuat banyak orang Kristen tunduk kepadanya. Tetapi, puji Tuhan, Anda akan mengetahui kebenaran dan kebenaran, akan memerdekakan Anda.

[Andrew Wommack : Paul's Thorn In The Flesh, http://www.awmi.net/reading/teaching-articles/pauls_thorn/, Translated by Paul Prasetyo]