29 July, 2015

Grace Seminar in Batam


Bersama ps. John



After dinner

"Zona nyaman

Pernahkah anda mendengar statment ini :
"Zona nyaman akan membuatmu tidak bertumbuh lagi. Oleh karena itu, segera keluar dari zona nyaman!"

Sebenarnya kalau dicermati statment itu justru akan semakin merangsang daging kita untuk mengusahakan segala sesuatu dengan kekuatan kita. Akibatnya kita akan cenderung berfokus pada perbuatan kita sendiri.

Jangan hidup dalam perbudakan akan istilah zona nyaman lagi. Jangan berpikir bahwa hidup dalam zona nyaman itu tanda hidup dalam kedagingan..Orang yang hidup dalam kasih karunia tidak akan memusingkan apakah dia sekarang dalam zona nyaman atau tidak.

Bahkan ketika dia berada dalam zona nyaman sekalipun dia tidak akan takut atau kuatir tidak akan bertumbuh. Bukan zona nyaman yang harus ditakuti. Hidup kita baru akan berbahaya ketika kita keluar dari zona kasih karunia.

Bahkan Yesus malah berkata di Mat 11:28-29 "...I wil give you rest.. you will find rest for your souls".

Justru Yesus ingin memberikan kita kelegaan. Jadi hati-hatilahlah dengan statement-statement yang kita dengar. Banyak statement-statment yang mencoba merangsang daging kita untuk keluar dari fokus kita kepada Yesus dan beralih untuk berfokus pada kekuatan dan perbuatan kita sendiri.

Jadi, pastikan Anda tetap berada di zona Yesus, yaitu zona kasih karunia.

Perhatikan peringatan Tuhan ini:

Yesaya 30:15-16 (TB)
Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,

kamu berkata: "Bukan, kami mau naik kuda dan lari cepat," maka kamu akan lari dan lenyap. Katamu pula: "Kami mau mengendarai kuda tangkas," maka para pengejarmu akan lebih tangkas lagi.

Perhatikan apa kata Firman Tuhan, Tuhan minta kita diam, tenang, dan percaya saja.. Dengan kata lain Tuhan mau kita Rest.. Istirahat didalam KasihNya, percaya penuh kepada apa yang sudah Dia selesaikan bagi kita diatas kayu salib...percaya pada Kasih KaruniaNya saja...

Tapi sayangnya banyak Yang ENGGAN...

Apakah anda termasuk orang yang enggan???

Tanda anda hidup dizona Kasih Karunia, anda selalu membanggakan apa Yang sudah Yesus perbuat bagi anda.. Tanda anda hidup dizona kedagingan anda selalu bangga dengan apa yang anda "rasa" sudah perbuat bagi Tuhan..

Tanda anda hidup dalam zona Kasih Karunia adalah fokus hidup anda tertuju hanya kepada Yesus dan Karya salibNya, sehingga hidup anda jadi tenang, penuh kelegaan, penuh sukacita dan damai sejahtera...

Tapi Jika anda tidak tenang, penuh kekuatiran, ga damai, merasa harus berbuat ini dan itu untuk merasa aman. Selalu kuatir akan ditolak dan kehilangan keselamatan, Itu tanda anda hidup diluar zona Kasih Karunia..

Dan ketahuilah bukan itu yang Tuhan inginkan..

Kerinduan hati Tuhan adalah setiap kita anak2Nya hidup didalam zona Kasih KaruniaNya, supaya kita bisa menikmati perjalanan hidup yang menyenangkan bersama dengan Tuhan yang sangat mengasihi kita tanpa rasa takut dibuangNya....

Jika anda mau hidup didalam Kasih karuniaNya, berhentilah fokus pada diri anda sendiri.. Dan mulailah menyadari bahwa Kasih KaruniaNya lebih dari cukup bagi anda.. Bahwa didalam Kasih KaruniaNya anda selalu dicintai tanpa syarat, berkenan tanpa alasan, diberkati tanpa sebab, dan disayangi tanpa batas..

#inspired_by_hikmatTuhan.com
#Grace_zone
#zone_of_believers

SYUKUR KEPADA ALLAH! OLEH YESUS KRISTUS, TUHAN KITA



SYUKUR KEPADA ALLAH! OLEH YESUS KRISTUS, TUHAN KITA
23 November 2013 oleh Steve Edwards
Darimana kesedihan anda berasal?
Apa anda kecewa saat gagal?
Apa anda sedih karena ketidakmampuan anda mengalahkan dosa?
Apa anda terus mencoba tapi lagi-lagi gagal menang atas dosa anda?
Ini kabar baiknya..
Mungkin terlalu baik untuk jadi kenyataan.
Anda TIDAK PERLU mengatasi dosa anda.
Yesus SUDAH MENGALAHKAN dosa bagi anda di atas salib.
Karena Yesus, kini anda benar, anda kudus, anda dijadikan sempurna SELAMANYA!
Jika anda bisa melakukannya sendiri, untuk apa Yesus pergi ke salib?
Jika anda bisa menggapai standar kebenaran Allah, untuk apa Yesus mengalami penderitaan luarbiasa yang berujung kematian?
Kabar buruknya..
Anda tidak bisa melakukannya sendiri. Tidak akan bisa.
Berusahalah sekuat anda, berjuanglah sekerasnya, setiap hari. Mungkin suatu hari anda bisa menang, dan rasanya menyenangkan.
Tapi besoknya anda berdosa lagi, lalu anda merasa down, lalu mohon Allah mengampuni anda dan membasuh dan membersihkan anda lagi.
Tapi, Yesus mati bukan supaya anda berjuang melawan dosa.
Yesus mati supaya anda bebas dari rasa bersalah dan malu. Bebas dari dosa.
Dia mengambil semua dosa anda dan memakukannya di salib.
Setiap kali anda berdosa, itu sudah dipakukan di salib.
Setiap kali anda berdosa, dosa itu seketika lenyap disapu kasih Kristus dan bersih dibasuh oleh darahNya.
Karena salib Kristus, Allah tak pernah lagi memperhitungkan dosa anda kepada anda.
Betapa kabar yang sangat baik!!
Kabar baik inilah harusnya sumber sukacita anda.
Bukan bersumber dari kemampuan anda, usaha anda, bukan yang berasal dari kabar buruk tapi dari kabar baik : Yesus sudah menyelamatkan anda.
Yesus sudah membebaskan anda.
Yesus sudah membersihkan anda.
Jika sukacita anda asalnya dari kemampuan anda, anda akan naik-turun seperti yo-yo.
Tapi jika anda sadar bahwa anda tak mampu dengan kekuatan anda sendiri dan bersyukur pada Yesus karena Dia telah membuat kita tak akan pernah dihukum karena dosa kita; maka saat itulah --hanya saat itulah-- anda bisa bersenang-senang dalam sukacita, duduk tenang dan beristirahat dalam Dia.
Hanya pada saat sukacita anda bersumber hanya dari Dia dan apa yang telah dilakukanNya buat anda,
hanya saat anda mengerti Yesus sudah membuat dosa anda yang semerah kirmizi menjadi seputih salju (Yes 1:18),
hanya saat anda sadar bahwa Dia memberikan kebenaranNya sebagai anugerah cuma-cuma,
... barulah anda bisa bersyukur dan berterimakasih padaNya setiap saat, dan perilaku anda tak kan mempengaruhi rasa syukur anda lagi.
... anda akan rasakan nafsu berdosa anda menguap secara supranatural karena anda begitu dilanda dan diluapi oleh rasa syukur atas kasih karuniaNya.
Sukacita anda kini sepenuhnya buat Dia.
Sehingga, saat anda jatuh tersandung dosa sekalipun, anda tidak akan merasa terhukum.
Sebaliknya akan berkata, "Terimakasih Yesus karena Engkau telah membersihkanku, telah mengampuniku sekali untuk selamanya! Terimakasih karena aku memiliki kebenaranMu."
Karena itulah Yesaya begitu meluap-luap dengan sukacita. Allah menyingkapkan padanya bahwa ia memiliki kebenaran Allah.
"Aku bersukaria di dalam Tuhan,
jiwaku bersorak-sorai di dalam Allahku,
sebab Ia mengenakan pakaian keselamatan kepadaku
dan menyelubungi aku dengan JUBAH KEBENARAN seperti pengantin laki-laki yang mengenakan perhiasan kepala
dan seperti pengantin perempuan yang memakai perhiasannya."
(Yesaya 61:10)
Jadi, lain kali jika anda jatuh tersandung, saat anda melakukan apa yang anda benci, jangan hukum diri anda!
Jangan bikin janji, "Lain kali harus lebih baik!".
Jangan memandang ke diri sendiri.
Tapi pandang Allah yang telah mengaruniakan kebenaranNya buat anda.
Jadilah seperti Paulus, yang menyanyi dengan sukacita,
"Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita."
Exploring the wonder of God's grace.
THEGRACEBASE.COM

TELAH SIA-SIA MENJADI PERCAYA

TELAH SIA-SIA MENJADI PERCAYA
Dan sekarang, saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri.
Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu -- kecuali kalau KAMU TELAH SIA-SIA SAJA menjadi percaya.
(1Kor 15:1-2)
Banyak orang kuatir dirinya sudah 'sia-sia saja percaya'.
Lensa yang anda gunakan menentukan apa yang anda lihat.
Membaca Alkitab melalui lensa 'usaha manusia' (works), akan membuat anda melihat papan peringatan "Bertahan, atau dibuang!".
Pesan yang anda dengar akan berbunyi seperti, "Kamu harus percaya dan tetap beriman dan tidak boleh ragu, tak boleh goyah, sebab jika tidak, kamu akan kehilangan keselamatanmu!".
Dan karena iman tanpa perbuatan adalah mati, anda akan berkata pada diri sendiri, "Aku harus membuktikan diriku dengan menghasilkan buah, taat melakukan semua perintah dan melakukan apa yang Alkitab katakan, sebab jika tidak aku akan kehilangan keselamatan".
Jangan bodoh, dan jangan )mau ditipu!
Pola pikir berorientasi perbuatan seperti ini akan membuat anda "lepas dari Kristus, jikalau mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; ..hidup di luar kasih karunia." (Gal 5:4).
Anda akan bertumpu pada kemampuan anda dan tidak lagi bertekun dalam iman.
Tidak berarti anda kehilangan keselamatan, tapi hal buruk bisa terjadi pada anda.
Dalam suratnya, rasul Paulus memberikan jaminan indah mengenai keselamatan kita.
Jadi, apa maksudnya 'sia-sia saja percaya'?
Konteksnya adalah kebangkitan.
Jika Injil yang anda percayai tidak menyingkapkan Yesus yang bangkit, maka anda telah sia-sia mempercayai Injil :
Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.
Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu.
(1Kor 15:14,17)
Ada orang yang bilang Yesus tetap mati, dan kebangkitanNya hanyalah kiasan.
Jika anda menerima kebohongan itu, berarti iman anda tak ada gunanya, berarti anda sia-sia saja percaya.
Sebaliknya, Injil yang Paulus kabarkan adalah penyingkapan kebangkitan Yesus. Lihat apa yang dia tulis di 1 Korintus 15 :
ayat 4 bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;
ayat 12 Jadi, bilamana kami beritakan, bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan orang mati?
ayat 15 Lebih dari pada itu kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus -- padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, kalau andaikata benar, bahwa orang mati tidak dibangkitkan.
ayat 20 Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.
Yesus bukan martir yang mati.
Yesus adalah Sang Raja yang hidup.
Dia tidak lagi di salib.
Dia sekarang di takhta!
Oleh Injil inilah anda diselamatkan..
Keselamatan bukan soal nanti. Itu adalah untuk hari ini. Dalam Alkitab kata keselamatan mengandung arti kesehatan, keutuhan, dan kemakmuran.
Yesus mati tidak hanya demi keselamatan anda di masa depan, tapi juga agar anda mengalami hidup berkelimpahan di sini sekarang.
Tapi, anda perlu perhatikan ini :
Jika anda tidak memandang Yesus yang ditinggikan, anda tak akan mengalami kasih karuniaNya di bumi ini.
Jika anda tidak memandang diri anda didudukkan bersama Kristus dan berkuasa dalam hidup, anda akan selalu berada di bawah keadaan anda.
Semua bermuara pada hal ini : Siapa Yesus bagi anda?
Jika bagi anda Dia sekedar Guru/rabbi yang baik, Sahabat yang baik, atau 'orang Samaria' yang baik; anda tak akan mengalami kuasa kebangkitanNya saat ini disini.
Jika hidup anda tak ada bedanya dengan orang tak percaya, iman anda sia-sia.
Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.
(1 Kor 15:19)
Artinya, jika anda hanya mempercayai Kristus yang mati, tapi tidak punya pewahyuan tentang Kristus yang sama yang telah bangkit, sia-sia saja anda percaya. Anda orang paling malang, karena memiliki Yesus tapi hidup seperti orang tidak percaya.
Ada seorang pria yang telah memerangi alkoholisme selama 40 tahun. Dia sudah diselamatkan tapi tak ada yang berubah dalam hidupnya. Kecanduannya pada alkohol terus berlanjut.
Kenapa? Karena ia percaya pada Yesus yang mati, bukan Yesus yang bangkit dan hidup.
Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi
(Fil 2:9-10)
Alkoholisme punya nama.
Raja Yesus juga punya nama.
Yang satu harus tunduk pada yang lain.
Saat menerima pewahyuan ini, pria ini dibebaskan dari kecanduannya.
Apa yang terjadi pada pria ini dapat terjadi pada anda. Kesukaran, masalah, penyakit yang anda hadapi punya nama.
Raja Yesus punya nama.
Injil nyatakan namaNya LEBIH BESAR!
Tak perlu cerita ke Yesus tentang masalah anda, Dia sudah tahu masalah anda dan sudah menyediakan solusinya.
Sebaliknya, katakan pada masalah anda tentang Yesus.
KASIH KARUNIA OLEH IMAN
Yesus tak pernah berdoa, "Bapa, mungkin Kau tak tahu ini, Joe kena asma dan Sally sedang berjuang mengatasi depresi".
Sebaliknya, Yesus bicara pada masalah dan memerintahkan mereka untuk pergi.
Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: ... demi nama-Ku, mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.”
(Mrk 16:17-18)
Kata-kata Yesus ini harusnya terpatri di hati kita. Karena ini bukan sekedar kata-kata seorang rabbi atau martir. Tapi kata-kata Seseorang yang sudah mengalahkan kematian!
Saya sangat bersemangat jika bicara tentang Raja Yesus saya yang bangkit. Begitu juga Paulus.
Terserah orang lain mau khotbah tentang Yesus yang 'tak berdaya'.
Tapi Paulus --begitu juga saya-- akan selalu mengarahkan anda kepada Raja sukacita yang telah mengalahkan dunia.
Demikianlah kami mengajar dan demikianlah kamu menjadi percaya
(1Kor 15:11)

MENERIMA HUKUMAN DARI TUHAN (1Korintus 11:31-32).

MENERIMA HUKUMAN DARI TUHAN (1Korintus 11:31-32).
Apakah anda layak untuk ikut perjamuan?
Pertanyaan absurd!
Sama dengan bertanya, apakah anda cukup baik untuk mendengar Injil?
Tapi bagi banyak orang, ini bukan pertanyaan absurd. Ini pertanyaan serius, karena jika salah menjawab bisa membuat anda sakit dan mati!
Darimana datangnya pertanyaan konyol ini?
Datangnya dari kesalahpahaman terhadap kata-kata Paulus mengenai perjamuan (1Korintus 11).
Kesalahpahaman yang melekat ini membuat gereja mengajarkan jemaat supaya 'menguji' apakah dirinya punya dosa yang belum diakui, sebab jika masih ada tapi nekad ikut perjamuan, akibatnya sakit bahkan mati.
Jadi, apa artinya 'menguji' diri sendiri?
Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita. (1Kor 11:31)
Paulus bukan sedang menetapkan tes kelayakan sebelum ikut perjamuan.
Tapi sedang mengatakan, "Kematian Yesus adalah hal luarbiasa, jadi ambil waktu sejenak untuk merenungkannya".
Jika kematian Yesus ada artinya bagi anda, perjamuan adalah waktu untuk merayakannya.
Tapi jika kematianNya adalah hal yang baru anda dengar, menguji diri berarti kesempatan untuk memproses kabar baik ini, kesempatan bagi anda untuk ber-metanoia dan mempercayai kabar baik.
Setiap orang memiliki 'hari penghakiman' masing-masing. Bagi orang percaya, hari itu sudah berlalu. Hari 'itu' adalah saat kita menyadari bahwa kita butuh juruselamat, butuh kasih karunia Allah.
Itulah hari penyelamatan kita.
Dosa kita sudah dihakimi hari 'itu'. Jadi kita tidak akan dihakimi lagi.
Di ayat 28, Paulus mengatakan,
"Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu"
Kata 'menguji' berarti 'memeriksa dan kemudian menyetujui'.
Siapa yang dalam Kristus melihat dirinya 'disetujui' Allah.
Siapa yang belum memiliki Kristus semoga melihat kebutuhan mereka akan kasih karuniaNya.
Gambaran dalam Perjanjian Lama mungkin bisa membantu.
Di Kemah Pertemuan, imam memeriksa domba yang akan dipersembahkan, bukan orang yang membawanya.
Di Perjanjian Baru, Kristus adalah Anak Domba kita tanpa cacat dan cela (1Ptr 1:9).
Saat perjamuan kita 'menguji' Dia dan memandang diri kita sebagai orang yang telah diperiksa dan disetujui olehNya.
Bagaimana dengan orang yang tak punya domba?
Bagaimana dengan orang yang menolak kasih karunia Allah dan berdiri dengan usahanya sendiri?
Baginya hari penghakiman tetap berlaku. Dan jika ia terus menolak dan menghina kasih karunia, maka ia akan mengalami penghakiman yang didatangkannya sendiri.
Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia.
(Ayat 32)
Dosa dan kematian sudah dihukum di salib.
Kasih karunia dan pengampunan yang berlaku sekarang.
Yesus berdiri menjadi perantara dan menolong siapapun yang mau menerima uluran tanganNya. Siapa yang mau menerima akan selamat, tapi yang tidak mau akan ikut tenggelam bersama 'kapal karam' dunia (Lihat Yoh 3:18).
Apa artinya 'menerima hukuman dari Tuhan'?
Sebenarnya penerjemahan yang tepat adalah 'dinilai oleh Tuhan'.
Ini adalah kesaksian Roh Kudus yang selalu mengafirmasi bahwa kita adalah kebenaran Allah dalam Kristus Yesus (Yoh 16:10, 1Kor 5:21).
Dalam Kristus, kita dinilai benar dan 'menerima persetujuan'.
Bagaimana dengan 'didikan Tuhan'?
Didikan bukanlah hukuman.
Didikan berarti melatih seorang anak (training up a child). Mendisiplin adalah memuridkan. Kita sedang dimuridkan oleh Tuhan Yesus.
Dengan memahami hal ini, kita bisa mem-parafrase-kan 1Kor 11:31-32 seperti ini :
Saat kita menerima 'penilaian' Allah --bahwa kita benar-- dan saat kita belajar memilah mana yang dari Allah (kasih karunia, kesembuhan) dan mana yang bukan (penyakit, kekuatiran, kesusahan) kita sedang dididik dan dilatih sebagai anak laki-laki dan anak perempuan Allah. Kita tidak lagi mengalami efek dosa dan penghukuman.
Saat kita membarui pikiran, kita tahu mana yang dari Allah mana yang bukan. Kita siap mendeklarasikan kematian Yesus atas keadaan kita.
"Yesus mati supaya aku hidup dalam kelimpahan segala hal, termasuk kelimpahan kesehatan dan ketenangan pikiran. Penyakit, pergi!! Kecemasan, minggat!!"
Mengikuti perjamuan saat anda sakit adalah cara yang baik untuk melatih iman anda.
Itu artinya berkata, "Hidupku tidak ditentukan oleh gejala penyakit ini, hidupku ditentukan oleh Yesus, yang sudah menanggung semua penyakitku dan yang bilur-bilurNya sudah menyembuhkanku".
Perjamuan yang diadakan atas nama agama yang mati akan membuat anda sadar-dosa dan merasa terhukum. Tapi perjamuan yang dilakukan dalam nama Yesus adalah hal paling sehat dan paling memerdekakan yang bisa anda lakukan.
[Paul Ellis : Judge by the Lord (1 Corinthians 11:31-32); 19 February 2015]

PERUMPAMAAN BENDAHARA YANG TIDAK JUJUR

PERUMPAMAAN BENDAHARA YANG TIDAK JUJUR
(Lukas 16:1-8)
[Paul Ellis : The Parable of a Shrewd Manager; March 8, 2015]
Perumpamaan paling aneh yg pernah Yesus ceritakan adalah perumpamaan tentang seorang bendahara yang tidak jujur tapi dipuji oleh tuannya atas ketidakjujurannya.
Membingungkan!
Apa sebenarnya yg sedang Yesus ajarkan?
Apakah Yesus mendorong kita berlaku bengkok?
Tentu tidak!
Ia sedang mengajari kita bagaimana merencanakan masa depan.
"Dan Aku berkata kepadamu : Ikatlah persahabatan dengan memakai mamon yang tak jujur, supaya saat kamu gagal, kamu diterima dalam kemah/tenda abadi"
(Luk 16:9)
Inti utama perumpamaan ini adalah 'mengikat persahabatan', dengan sahabat sejati yang bersama sampai kekekalan.
Kita punya kesempatan seumur hidup untuk menjalin persahabatan dengan sahabat yang akan menerima kita di kekekalan.
Bagaimana caranya?
Dengan 'menginvestasikan' diri kita kepada org lain, menunjukkan kasih dan membagikan kasih karunia.
Masalahnya, kita sering terlalu sibuk bagi orang lain. Hidup kita penuh dengan tugas, tagihan, tenggat waktu dan janji temu, sehingga tak punya waktu buat orang lain.
Hubungan interpersonal sudah sangat terkurangi menjadi sekedar pesan singkat dan tanda 'likes' di facebook.
Di hari-hari sibuk ini, kita perlu mendengar kata-kata Yesus lebih dari sebelumnya.
Jadilah 'tak jujur' seperti bendahara itu dan pakai sumberdaya di dunia ini untuk mendapatkan hasil yang bertahan di dunia berikutnya.
MEMBATALKAN HUTANG
Dalam perumpamaan, bendahara itu menemui orang yang berhutang pada majikannya dan menulis pembatalan hutang.
Itulah yang kita lakukan saat kita memberitakan kabar baik.
Kita sedang memberitakan tahun Yobel dan pembatalan semua hutang.
"Allah tidak berada di pihak lawan. Ia ada buatmu dan ingin engkau bebas dari rasa malu dan rasa bersalah".
Kita punya pekerjaan menyenangkan memberitakan kebebasan kepada dunia yg sadar-hutang (debt conscious) ini.
Siapa yang bisa dipercaya dengan perkara yang kecil (very little), bisa dipercaya dengan perkara yang lebih besar
(Luk 16:10a).
Perkara 'kecil' adalah mamon yang tidak jujur. Sementara teman/sahabat adalah 'perkara yang lebih besar'.
Kekayaan tidak bertahan selamanya.
Ngengat, karat dan pencuri menghabiskannya.
Tapi sahabat dalam Kristus bertahan selamanya.
Kita cenderung memilih teman yg mirip kita, bertindak seperti kita dan berpikir seperti kita.
Tapi Yesus berteman dengan orang yang sama sekali tidak sepertiNya lalu memberdayakan mereka menjadi seperti Dia.
Yesus menunjukkan kasih karunia pada pemeras-koruptor bernama Zakeus, mengubahnya menjadi seorang pemberi murah hati.
Yesus menyinari jiwa Saulus yang gelap, dan pria ini menjadi penyebar kasih karunia.
Yesus hidup dan mati bagi sahabatNya.
Ia bahkan menjadikan musuhNya menjadi sahabatNya.
CARILAH TEMAN ABADI
Memulai pertemanan tidak selalu mudah, tapi Yesus menunjukkan caranya.
Ia menyediakan WAKTU bagi orang-orang.
Dia hadir di pesta dan jamuan pernikahan mereka, dan terlibat dalam kehidupan mereka.
Yesus bilang, salah satu cara berteman adalah melangsungkan perjamuan.
Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta.
Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.”
(Luk 14:13-14)
Di dunia ini, orang menyelenggarakan pesta/perjamuan dengan tujuan bersosialisasi dan membangun jaringan.
Mereka mengundang orang lain dengan tujuan mendapatkan sesuatu.
Tapi Yesus menyuruh kita menyelenggarakan pesta untuk mendapatkan teman yang abadi dengan mengundang orang-orang yang tidak mampu membalas kita.
Bagaimana kita menerima balasannya di hari kebangkitan orang benar?
Melalui teman-teman.
Anda lihat? Orang miskin tidak akan jadi orang miskin selamanya. Suatu hari mereka akan bersinar dalam kemuliaan dan akan berterimakasih pada anda karena sudah berbagi hidup dengan mereka.
Anda tak selalu butuh mimbar untuk mengabarkan kasih karunia.
Anda hanya butuh meja, terutama dengan makanan di atasnya, sedikit anggur, atau ya..mungkin jus.
Pikirkan betapa sering Yesus makan bersama orang lain.
Dia mungkin lebih banyak duduk dan makan bersama daripada berdiri dan berkhotbah.
Itu cara Yesus berteman.

Kasih Karunia adalah izin berbuat dosa..

Kasih Karunia adalah izin berbuat dosa..

Jika anda berpikir demikian berarti anda terjebak dng tipu daya iblis..
Siiblis benar2 tidak ingin anda memasuki zona kasih karunia... Karena hanya didalam zona Kasih Karunia anda betul2 tidak bisa disentuh oleh si iblis.. Dan jika anda masuk kedalamnya, iblis tau dia sama sekali akan kehilangan kendalinya dalam hidup anda..

Mengapa???

Alasan ke satu:
Karena didalam Kasih Karunia anda
Akan selalu menyadari bahwa anda sangat dikasihi oleh Allah, anda sangat berkenan, anda sangat berharga.. Dan ga ada satu halpun yang bisa membuat anda jadi kurang dikasihi oleh Allah..

Bahkan lebih dari itu anda selalu benar, selalu kudus, dan selalu sempurna dihadapan Bapa.. Sebab didalam Kasih Karunia anda tidak dinilai berdasarkan performa anda, tapi dinilai berdasarkan performa Yesus..

Karena saat kita menjadi orang percaya, semua kebenaran, kekudusan, dan kesempurnaan Yesus dianugrahkan kepada kita.. (see ibrani 10:10 & 14) ingat, kekudusan,kebenaran, dan kesempurnaan yang kita miliki bukanlah berasal dari diri kita, tapi itu semua tentang Pribadi Yesus yang diam didalam diri kita..
Itulah penyebab knp kita akan selalu diterima Bapa didalam kasih KaruniaNya, karena yang Bapa lihat bukanlah ketidaksempurnaan kita, tapi kesempuraan Yesus..
Hal ini membuat kita menyadari ga ada yang bisa memisahkan kita dariNya untuk selamanya..

Alasan Yang kedua:

Kasih Karunia akan membuat dosa kehilangan daya tariknya..sehingga kita terbebas dari belengu dosa..

Banyak orang kristen terobsesi dengan dosa, itulah sebabnya mereka selalu bergumul dng dosa, jatuh bangun terus didosa yang sama..

Karena solusi untuk mengalahkan dosa, bukanlah fokus kepada dosa, tapi fokus kepada Yesus.. Semakin anda memandang kepada Yesus dan betapa IA sangat mengasihi anda.. Semakin anda akan terpesona dan terkagum2 akan DIa, dan tanpa sadar dosa menjadi ga berarti dan ga penting lg..

Sebaliknya jika dosa selalu menjadi topik "hangat" dalam kehidupan anda, semakin dosa berkuasa, semakin dosa menjadi bagian dari hidup anda.. Karena itu stop berbicara tentang dosa, dan mulailah bicara dan fokus tentang Kasih Tuhan yang besar dalam hidup anda.. ketika hati dan pikiran anda dipenuhi KasihNya maka tanpa anda sadari ternyata anda sudah "move on" dari dosa yang selama ini jadi pergumulan dalam hidup anda..

Dan seandainya dikemudian hari anda terjatuh dalam dosa, anda tahu bahwa anda tetap sangat dikasihi Allah didalam kasih KaruniaNya.. Anda tetap berkenan dan berharga dimataNya.. Sehingga hal tersebut tidak membuat anda down, tapi mudah untuk bangkit dan bersukacita..

Alasan ketiga
Kasih Karunia menjadikan anda sebagai pelaku Firman..
Orang yang merasa banyak dikasihi pasti akan juga mengasihi.. Dan Kasih itu juga yang mendorong dia menjadi pelaku Firman.
Jadi jika ada yang mengatakan, berbicara terus tentang Kasih Allah akan membuat orang melanggar Firman seenaknya, mungkin itu karena ia belum pernah merasakan begitu banyak dikasihi dalam hidup yang ia jalanin. Jadi ia sulit mempercayai bahwa kekuatan dari Kasih sanggup membawa perubahan.

Itulah dampak hidup didalam Kasih Karunia...
Ini membuat anda selalu punya keberanian untuk menghampiri Tahta Allah, karena anda tahu anda akan selalu diterima juga dikasihi dan luar biasanya hidup dalam Kasih Karunia akan membuat anda move on dari dosa tanpa perlu melawannya..
Bahkan inilah yang pada akhirnya membuat anda menjadi pelaku Firman, bukan karena takut dibuang tapi karena begitu besar Kasih yang anda terima dari Tuhan, dan Kasih itu membuat anda menjadi sangat mengasihiNya..

Itulah alasan kenapa iblis mati-matian membuat orang percaya jangan sampai memahami Kasih Karunia... Karena dia ga akan lagi bisa mempermainkan kehidupan anda.

Apa yang iblis lakukan untuk membuat kita keluar dari zona Kasih Karunia?
Yaitu dengan membuat kita fokus dengan diri sendiri, usaha diri, ketaatan diri, performa diri sendiri..

Iblis ingin anda berpikir bahwa kataatan anda, usaha anda, kesetiaan anda yang membuat Tuhan mengasihi dan peduli dalam hidup anda,
Jika anda gagal anda akan kehilangan semua itu..

karena selama kita fokus pada diri sendiri selalu ada celah bagi iblis untuk menyerang kita.. Karena sesempurna apapun kita berusaha taat, pasti selalu didapati kelemahan, kekurangan dan kegagalan...dan saat anda gagal iblis akan menyerang anda membuat anda merasa tidak layak dihadapan Allah, Membuat anda letih, depresi dan putus asa.
Dan akhirnya anda berhenti melangkah karena anda mendapati perbuatan anda tidak pernah cukup..

Dan dampak terburuk dari mengandalkan usaha dan ketaatan diri untuk berkenan dihadapan Allah adalah anda akan LEPAS DARI KRISTUS yang artinya anda keluar dari Kasih Karunia Tuhan..

Galatia 5:4 (TB) Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia.

Dan ini sangat berbahaya, apa yang bisa kita lakukan tanpa Kasih Karunia?? Kita akan selalu jadi bulan-bulanan si iblis, kita akan jadi budak permainannya..

Jadi sadarilah, bahwa ketakutan iblis terbesar adalah jika anda tinggal dalam Kasih Karunia.. Dan untuk mengagalkannya iblis akan selalu mengarahkan anda untuk berusaha menjadi benar lewat perbuatan anda..

Satu-satunya yang akan membuat iblis tidak bisa berkutik adalah jika anda menerima kebenaran didalam Kasih Karunia.. Bahwa kebenaran yang anda miliki bukan bersumber dari perbuatan anda, tapi hanya dari Karya Kristus bagi anda..

Jadi sadarilah.. Kita semua butuh Kasih KaruniaNya.. Ga cuma butuh, tapi sangat bergantung pada Kasih Karunia.. Ada yang bilang Kasih Karunia untuk mereka yang belum dewasa rohaninya.. Untuk bayi rohani.. Namun bagi saya tidak peduli sudah berapa lama anda jadi orang percaya, anda selalu membutuhkan Kasih KaruniaNya.. Malah semakin anda memahami kebenaran, semakin anda menyadari betapa bergantungnya anda pada Kasih Dan kemurahan Allah dalam menjalani kehidupan ini..

Jadi berhentilah berpikir negatif tentang Kasih Karunia.. Berdoalah agar Tuhan menyingkapkan kebenaranNya pada anda.. Setelah anda memahami dan menerima Kasih KaruniaNya segala sesuatu dalam kehidupan anda akan berubah..

Anda akan menyadari anda telah sepenuhnya aman dan dikasihi oleh Bapa disorga.. Anda tidak perlu berjuang atau bergumul lagi, anda bisa beristirahat dalam KasihNya yang sempurna bagi anda.. Karena anda menemukan ternyata diri anda selalu dicintai dan dikasihi.. Dan pada saat itu anda akan menyadari iblis kehilangan cengkramannya dalam hidup anda..

#Grace_is_Jesus
#we_are_covered_by_His_Grace

PERUMPAMAAN ORANG KAYA DAN LAZARUS YANG MISKIN-2

PERUMPAMAAN ORANG KAYA DAN LAZARUS YANG MISKIN-2
Oleh : Paul Ellis, 14 Juli 2015
Yesus menceritakan perumpamaan untuk menggugah pengertian pendengarnya.
Jadi kenapa Yesus menceritakan tentang orang kaya dan Lazarus si miskin (Lukas 16:19-31)?
Ada yang bilang, supaya kita belajar tentang penyiksaan penuh nyala api.
Bukan itu.
Tapi ini : Berkat Allah, yang telah dinikmati secara eksklusif oleh orang Israel, adalah buat siapa saja.
SIAPA YANG DIGAMBARKAN OLEH TOKOH CERITA
Ada 3 karakter dalam cerita ini.
Pertama adalah si orang kaya yang mati. Kita tahu dia Yahudi karena ia memanggil Abraham 'bapa'.
Orang kaya ini adalah gambaran orang Israel/Yahudi yang sudah lama menikmati jamuan berlimpah di meja Tuhan.
Bangsa ini kenyang dengan perkenanan dan berkat karena mereka adalah keturunan langsung Abraham yang menerima janji-janji berkat dari Allah.
Kedua tokoh lain adalah Abraham dan Lazarus.
Abraham berarti 'bapa dari banyak bangsa' (Kej 17:5). Ini nama yang profetik.
Abraham bukan hanya bapa bagi orang Yahudi, tapi juga bapa bagi semua orang yang percaya (Rm 4:16).
Terakhir, ada Lazarus yang duduk di pintu gerbang orang kaya. Lazarus adalah lambang bangsa lain (Gentiles) yang merindukan untuk 'makan remah-remah yang jatuh dari meja perjamuan orang kaya' (Mat 15:27).
Lazarus adalah orang jauh yang kini dekat, yang hilang tapi kini ditemukan.
Yesus TIDAK sedang mengajarkan bahwa orang kaya akan masuk neraka sedang orang miskin akan masuk surga.
Juga TIDAK sedang bilang bahwa kalau anda tidak memperhatikan orang miskin anda akan berakhir dibakar di neraka selamanya.
Masalah si orang kaya BUKAN karena dia kaya. Abraham sangat sangat kaya, tapi dia tidak disiksa setelah mati.
Tapi karena ia 'TIDAK LAPAR'. Karena ia 'TIDAK HAUS'.
Hanya orang 'lapar' yang mau makan Roti Hidup dan hanya orang 'haus' yang mau minum Air Hidup.
Orang kaya ini sama seperti orang yang berkata "Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa", yang kepadanya Yesus menghardik, "Engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang" (Why 3:17).
Dalam perumpamaan ini Yesus sedang bicara tentang Israel, yang merasa dirinya spesial karena merupakan keturunan Abraham secara fisik.
Kata Yesus kepada mereka: “Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham.
(Yoh 8:39)
Dan apa yang dikerjakan Abraham?
Ia PERCAYA pada Allah.
Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita.”
(Yoh 8:56)
Dalam perumpamaan tersebut, Abraham mengatakan pada si orang kaya, ".. ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu" (Luk 16:25).
Bangsa Israel telah menerima segala hal baik dari Allah : perkenanan, Taurat dan para nabi.
Mereka menikmati berkat-berkat. Tapi menolak dan menganiaya Yesus, si Pemberi Berkat.
Mereka menerima hadiah, tapi menolak si Pemberi Hadiah.
Dalam cerita, orang kaya ini tak punya nama, karena Yesus 'tidak mengenal' dia.
Inilah jenis orang yang kepadanya Yesus akan bilang, "Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” (Mat 7:23).
Orang kaya ini 'ditolak' bukan karena ia kaya atau pelit. Ia ditolak karena Yesus tak mengenalnya.
Lantas, bagaimana dengan Lazarus? Kenapa dia bisa berakhir di tempat yang menyenangkan?
Yesus memberi beberapa petunjuk.
Dalam cerita, selama hidupnya Lazarus tidak bicara sepatah katapun yang bisa kita ingat dan tidak melakukan apapun yang bisa kita tiru.
Satu-satunya detil penting yang Yesus beritahu adalah namanya, Lazarus yang berarti 'Allah telah menolong'.
DUA JENIS MANUSIA
Ada 2 jenis manusia di dunia ini, yang menolong dirinya sendiri dan yang berseru pada Tuhan, "Tuhan, tolong aku".
Orang kaya melambangkan yang pertama, Lazarus yang kedua.
Lazarus akhirnya mendapat hal baik bukan karena ia miskin. Tapi karena ia lapar dan haus.
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
(Mat 5:6)
Dia menginginkan apa yang Allah tawarkan. Dan itu yang membuat perbedaan BESAR.
Allah suka memberi pemberian yang baik kepada semua ciptaanNya, tapi tidak semuanya bersedia menerima.
Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa;
(Luk 1:53)
Bukannya Yesus membenci orang kaya. Tapi orang kaya seringnya tidak menginginkan apa yang Yesus sediakan.
Orang (yang merasa) benar tak butuh juruselamat, orang (yang merasa) sehat tak butuh tabib.
Pada akhirnya si orang kaya berubah pikiran/bertobat, tapi sudah terlambat.
Dalam kematian ia berseru pada Abraham :
Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku,
sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini.
Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu.
Jawab orang itu: Tidak, Bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat.
Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.”
(Luk 16:27-31)
Orang Yahudi memiliki Taurat dan para nabi untuk mempersiapkan mereka menyambut Yesus. Hal-hal baik ini adalah bayangan dari keselamatan yang akan datang (Ibr 10:1).
Tapi mereka memilih bayangan ketimbang hal yang sebenarnya.
Mereka makan (daftar) menunya tapi tidak memakan makanannya.
Dalam hidup ini kita menikmati banyak hal baik : keindahan matahari tenggelam, keajaiban kelahiran bayi, kasih dari sahabat.
Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang;
(Yak 1:7)
Semua hal baik menunjuk kepada HAL TERBAIK yaitu Yesus.
Jangan puas dengan pemberian dan melewatkan Sang Pemberi.
Jangan hidup dalam bayangan dan kehilangan Kenyataan.
Lihatlah di atas segala berkat kepada Sang Pemberi Berkat.

BISAKAH GARAM KEHILANGAN RASA ASINNYA?

BISAKAH GARAM KEHILANGAN RASA ASINNYA?
Matius 5:13
“Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
Kita adalah ciptaan yang unik. Kita ada di dalam Kristus, tapi pada saat yang sama kita dipanggil untuk membarui pikiran kita.
Karena seperti Adam, hampir selalu, kita lebih mudah memandang Allah sebagai hakim ketimbang sebagai juruselamat kita.
Karenanya, saat membaca ayat di atas, di pikiran kita langsung timbul pertanyaan, "Apa yang terjadi padaku jika aku kehilangan keasinanku?".
Injil Matius adalah injil tentang identitas, yang ditulis untuk kelompok Kristen Yahudi yang tinggal di sekitar Galilea.
Apa yang Matius sedang sampaikan?
Apakah jika kehilangan rasa asin = kehilangan keselamatan anda?
Selanjutnya Matius berkata,
Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”
(Matius 5:14-16)
Matius sebenarnya sedang berkata, "Kamu adalah garam dunia, tapi karena kamu tak mengerti siapa dirimu, kamu belum berfungsi dengan efektif sebagai garam".
Orang yang tidak tahu bahwa dirinya adalah 'garam' sama dengan orang menaruh pelita/lampu di bawah gantang (semacam mangkok). Mereka tidak hidup sesuai dengan potensi mereka.
Kehilangan keasinan TAK ADA HUBUNGANNYA dengan kehilangan keselamatan.
Menjadi garam adalah tentang betapa mulianya keselamatan yang kita terima dan bagaimana kita menyatakan keselamatan kita itu di dunia ini.
Bagi Tuhan segala kemuliaan.
[Simon Yap : Can Salt Lose Its Saltiness; 12 January 2015]

IMAN SIAPA?

IMAN SIAPA?

Kita tahu Yesus mati menggantikan kita di salib, Ia mewakili kita.
Ia menggantikan kemanusiaan kita yang terasing dengan kemanusiaan sejati - kemanusiaan yang adalah gambar dan rupa Allah Tritunggal sendiri.
Kemanusiaan dalam kesatuan dengan Allah.
Kemanusiaan yang berhadapan muka dengan Bapa.

Melalui Adam penghukuman dan kematian datang kepada semua orang;
tapi melalui Kristus pembenaran dan hidup datang untuk semua orang.

Semua orang.
BUKAN hanya orang percaya.

APA KITA PERLU PERCAYA?
Apa ini berarti kita tidak perlu mempercayai Injil?
Tentu saja perlu.

Yesus sudah berhasil dalam misiNya, apapun pilihan kita : percaya atau menolak.
Kita percaya bukan supaya Injil itu benar.
Kita percaya karena Injil memang benar. 

Ada yang namanya 'realitas objektif yang berdasarkan fakta' (objektif faktual).
Ada yang namanya 'pengalaman subjektif yang aktual'.

Keberhasilan Yesus di salib untuk semua manusia adalah realitas faktual. Itu benar terjadi. Entah kita percaya atau tidak.

Tapi realitas ini TIDAK ADA PENGARUHNYA bagi pengalaman pribadi/subjektif kita JIKA kita tidak percaya Injil. 

Ibrani 4:2
"Karena kepada kita diberitakan juga kabar kesukaan sama seperti kepada mereka, tetapi firman pemberitaan itu TIDAK BERGUNA bagi mereka, karena tidak bertumbuh bersama-sama oleh iman dengan mereka yang mendengarnya".

Injil itu SAMA bagi semua orang, percaya atau tidak percaya.
Bagi yang tidak percaya, Injil tidak berguna. 

Ibarat seorang gadis cantik yang merasa rendah diri dan percaya bhw dirinya jelek (terpengaruh oleh perasaannya itu), demikianlah orang tidak percaya tidak dapat menikmati keuntungan dari pekerjaan Yesus di salib.
Kepercayaan itu tidak mengubah kenyataan, tapi berpengaruh sangat besar pada pengalaman seseorang.

Orang Kristen adalah orang yang percaya kepada Injil Yesus Kristus dan mengikutiNya dalam iman. 
Tidak semua org adalah orang Kristen.
Tapi tidak berarti Yesus gagal.

Iman membawa realitas kekal dari pekerjaanNya ke dalam pengalaman pribadi kita yg fana. 

George Hunsinger berkata:
Bukan iman yang menyatukan manusia ke dalam Yesus Kristus. 
Iman hanyalah PENGAKUAN tentang penyatuan misterius yang sudah dicapai Yesus mewakili manusia.

PENGAMPUNAN DAN IMAN
Di jaman perjanjian yang lama, orang Israel mengorbankan lembu dan domba sebagai korban penebus dosa mereka. 
Persembahan hewan ini tentu tidak ada apa-apanya dibanding pengorbanan Yesus.
Tapi semua dosa orang Israel ditutupi oleh korban yang mutunya lebih rendah itu.
Apa yg Yesus lakukan tentu jauh lebih luas daripada itu. 

Pertanyaannya, apakah orang Yahudi harus beriman kepada korban itu supaya dosanya diampuni?
Iman siapa yang membuat dosa-dosanya akan ditutupi ketika persembahan diberikan?

Ketika imam mempersembahkan korban, dosa orang Israel ditutupi entah dia percaya pd korban itu atau tidak.
Pengampunan didasarkan pd kemurnian korban, tidak ada hubungan dengan iman masing-masing orang.
Imam PERCAYA kepada kemanjuran darah hewan itu. Ketaatan-nya sudah cukup untuk memastikan dosa-dosa Israel dibereskan sepenuhnya.

Demikian pula, apa yg Yesus lakukan adl untuk setiap orang.
Ini soal ketaatanNya dan imanNya kepada Bapa.
Ini cukup untuk mencapai tujuanNya, yaitu untuk menghapuskan dosa dengan pengorbanan diriNya (Ibr 9:26).
Ia sudah menyelesaikan masalah dosa sebelum dosa muncul.

Saat ini penekanan pengajaran di gereja adl pada keputusan kita.
Padahal segalanya adalah tentang Dia.
Iman kita hanyalah respon atau tanggapan atas apa yang sudah Dia lakukan utk kita. 

"Tapi kita harus punya iman supaya dibenarkan. Paulus bilang kita dibenarkan oleh iman".

Benar. 
Rm 5:1
"Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus."

Pertanyaannya : Iman siapa?

Hampir semua orang Kristen masa kini menafsirkan ayat ini dengan percaya bahwa iman kita kpd Kristus lah penentu kita dibenarkan. 
Ini menaruh beban pada kita untuk beriman padaNya supaya dibenarkan.

Tapi bukan itu kata Alkitab, atau pandangan gereja mula-mula.
Iman adalah SALURAN yang melaluinya pembenaran kita datang, tapi IMAN YESUS-lah yang membenarkan kita.

PERBEDAAN YANG SANGAT BESAR
Iman KEPADA-NYA sangat berbeda dengan IMAN-NYA.
Yang satu bergantung pada iman kita. Satunya bergantung pada imanNya.
Apakah iman yang diperlukan itu berasal dari Allah, atau dari manusia?

Rm 3:22
KJV : "..yaitu kebenaran Allah karena IMAN YESUS KRISTUS bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan."

NIV : "..yaitu kebenaran Allah karena iman KEPADA Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan."

Kebenaran datang melalui iman. Tapi iman siapa?

Gal 2:16
KJV : "Kamu tahu, bahwa tidak seorang pun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena IMAN KRISTUS YESUS. Sebab itu kami pun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena IMAN KRISTUS dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: “tidak ada seorang pun yang dibenarkan” oleh karena melakukan hukum Taurat."

NIV : "Kamu tahu, bahwa tidak seorang pun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena IMAN KEPADA Kristus Yesus. Sebab itu kami pun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena IMAN KEPADA Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: “tidak ada seorang pun yang dibenarkan” oleh karena melakukan hukum Taurat."

Gal 2:20
KJV : "namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh IMAN Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku."

NIV : "namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh IMAN KEPADA Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku."

Jadi, iman siapa?
IMAN KRISTUS!!
ImanNya yg telah menjadikan kita benar.
Ini yang namanya prinsip Kristosentris. Berpusat pada Kristus.

Saya tidak mengunggulkan versi King James tapi versi ini adalah versi yang sangat baik menunjukkan prinsip Kristosentris dalam hal iman.

KONSISTENSI ADALAH KUNCINYA
Pentingnya perbedaan 'nya' dan 'kepada' dijelaskan lebih jauh dalam 2 ayat berikut.

Rm 3:26
"Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya/beriman KEPADA Yesus."

Bandingkan dengan ini

Rm 4:16
"Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari IMAN Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua, --"

Rm 3:26 menyebut 'iman kepada Yesus', sedang Rm 4:16 menyebut 'iman Abraham', atau iman-nya Abraham.
Ini contoh sangat bagus tentang mengapa begitu banyak orang sampai pada pemikiran yang keliru tentang iman.
Keduanya memakai kata-kata yang sama, yang berbeda hanya nama Yesus dan Abraham.

Penerjemah versi NASB menerjemahkan referensi kepada Yesus sebagai 'iman kepada Yesus', tapi tidak menerjemahkan referensi kepada Abraham sebagai 'iman kepada Abraham'. 

Mereka menerjemahkan 'iman Abraham' dengan tepat. Jika mereka konsisten, maka Rm 3:26 akan berbunyi,
"Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang MEMPUNYAI IMAN-nya Yesus."

IMAN-NYA ATAU IMAN SAYA?
Pertanyaannya, iman siapa yang diperhitungkan?
Jawabannya : Dua-duanya.
ImanNYA menjadi iman kita.

Gal 3:22
"Tetapi Kitab Suci telah mengurung segala sesuatu di bawah kekuasaan dosa, supaya oleh karena iman Yesus Kristus janji itu diberikan kepada mereka yang percaya."

Iman Yesus sudah menghapus dosa kita, mendamaikan kita dengan Bapa, memberi kita pengampunan, menjadikan kita orang benar dan banyak lagi.
Keuntungan-keuntungan ini secara objektif dan faktual adalah benar. 
Saat Ia bilang "Sudah selesai", ya memang benar demikian.
Namun Paulus juga bilang, janji ini untuk 'mereka yang percaya'. Ini pengalaman aktual dan subjektif orang yang percaya. 
Pembenaran SUDAH terjadi karena IMAN YESUS, kita percaya untuk mengalaminya.

SEGI OBJEKTIF DAN SUBJEKTIF INJIL
Segi objektif (apa yang SUDAH dilakukan Allah) dan segi subjektif (apa yang kita percayai dan alami) sama pentingnya. Kita tidak boleh mengabaikan salah satunya.
Iman kita menggerakkan imanNya di dalam da melalui kita.

TIDAK ADA DUA IMAN.
Yang ada adalah SATU IMAN (Ef 4:5)

Rm 1:17
Sebab di dalam [Injil] nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: “Orang benar akan hidup oleh iman.”

Dari iman dan memimpin kepada iman. From faith to faith. Iman Yesus menjadi iman kita!

Iman kita penting. Tapi tak ada dasar baginya kalau iman itu tidak bersumber dalam Dia. 

Ketika kita percaya, kita mengalami dalam dimensi waktu apa yang sudah ditetapkan di kekekalan.

TAK ADA YANG TERSISA
Tak seorangpun dikecualikan di salib. SEMUA manusia berada di dalam Dia pada hari mengerikan sekaligus agung itu. 
Apa yang dilakukan Allah mempengaruhi semua orang.
Ketika Yesus mati, imanNYA (tepatnya, ketaatanNYA) menyelesaikan masalah Adam. Semua manusia dikumpulkan dalam Dia, dan dalam kematianNya, KITA SEMUA SUDAH MATI.

Rm 6:3-8
"Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita SEMUA yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? 
Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. 
Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. 
Karena kita tahu, bahwa MANUSIA LAMA kita telah TURUT DISALIBKAN, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa. 
Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa. 
Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia."

Kita semua mati bersama Dia bahkan sebelum kita dilahirkan ke dunia ini. Tapi aktualisasi fakta tersebut menunggu sampai kita lahir dan bertobat.

DIPILIH SEBELUM KITA PERCAYA
Kita DIPILIH Allah bahkan SEBELUM kita dilahirkan (Ef 1:4).
Versi NLT mengatakan bahwa Allah sudah mengasihi dan memilih kita dalam Kristus bahkan SEBELUM Ia menciptakan bumi ini.

BUKAN karena kita percaya maka kita dicangkokkan kpd Kristus. Tapi karena Ia memilih kita. 
Kita sudah ada di dalam Dia sebelum dimensi ruang dan waktu diciptakan, dalam kekekalan. 
Bahkan bukan cuma kita. Tapi SEGALA SESUATU.

Kolose 1:16-17
karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan SEGALA SESUATU ADA DI DALAM DIA.

Tidak ada apapun yang diluar Dia.
Ia ada di setiap sudut semesta pada saat bersamaan.
Setiap persepsi tentang jarak antara Allah dan manusia adl ILUSI dan dusta yang masih mengejar orang yg belum mengenal Injil.
Orang tidak percaya hidup dalam dusta, tidak dalam kebenaran. 

MANA YANG LEBIH DULU?
Mana yg lebih dulu, pekerjaan Yesus atau tanggapan manusia?
Pekerjaan Yesuslah yang mewujudkan kebaikan salib.
Iman kepada Dia menghubungkan kita dengan realita salib; dan iman hanya dapat menghubungkan kita dengan realita itu hanya karena realita itu sudah ada.
Kita dapat didamaikan dgn Allah karena kita SUDAH didamaikan (2 Kor 5:19-20).

Manusia, bukan Allah, yang perlu didamaikan. Karena dosa mempengaruhi manusia, bukan Allah.
Manusia yg perlu diarahkan kepada penyerahan dan kasih Allah. 
Efek salib adalah pada manusia, bukan Allah. Salib mengubah hati manusia, bukan hati Allah.
Allah selamanya mengasihi manusia. 
Jadi adalah keliru jika menganggap Yesus datang untuk menenangkan Allah yg murka. 

Dalam Kristus, Allah mendamaikan dunia dengan diriNya. Itu bukan sesuatu yang dicapai dengan iman kita. 
Iman hanya MENERIMA sesuatu yang sudah dilakukan. 

by; Mona