29 July, 2015

TELAH SIA-SIA MENJADI PERCAYA

TELAH SIA-SIA MENJADI PERCAYA
Dan sekarang, saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri.
Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu -- kecuali kalau KAMU TELAH SIA-SIA SAJA menjadi percaya.
(1Kor 15:1-2)
Banyak orang kuatir dirinya sudah 'sia-sia saja percaya'.
Lensa yang anda gunakan menentukan apa yang anda lihat.
Membaca Alkitab melalui lensa 'usaha manusia' (works), akan membuat anda melihat papan peringatan "Bertahan, atau dibuang!".
Pesan yang anda dengar akan berbunyi seperti, "Kamu harus percaya dan tetap beriman dan tidak boleh ragu, tak boleh goyah, sebab jika tidak, kamu akan kehilangan keselamatanmu!".
Dan karena iman tanpa perbuatan adalah mati, anda akan berkata pada diri sendiri, "Aku harus membuktikan diriku dengan menghasilkan buah, taat melakukan semua perintah dan melakukan apa yang Alkitab katakan, sebab jika tidak aku akan kehilangan keselamatan".
Jangan bodoh, dan jangan )mau ditipu!
Pola pikir berorientasi perbuatan seperti ini akan membuat anda "lepas dari Kristus, jikalau mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; ..hidup di luar kasih karunia." (Gal 5:4).
Anda akan bertumpu pada kemampuan anda dan tidak lagi bertekun dalam iman.
Tidak berarti anda kehilangan keselamatan, tapi hal buruk bisa terjadi pada anda.
Dalam suratnya, rasul Paulus memberikan jaminan indah mengenai keselamatan kita.
Jadi, apa maksudnya 'sia-sia saja percaya'?
Konteksnya adalah kebangkitan.
Jika Injil yang anda percayai tidak menyingkapkan Yesus yang bangkit, maka anda telah sia-sia mempercayai Injil :
Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.
Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu.
(1Kor 15:14,17)
Ada orang yang bilang Yesus tetap mati, dan kebangkitanNya hanyalah kiasan.
Jika anda menerima kebohongan itu, berarti iman anda tak ada gunanya, berarti anda sia-sia saja percaya.
Sebaliknya, Injil yang Paulus kabarkan adalah penyingkapan kebangkitan Yesus. Lihat apa yang dia tulis di 1 Korintus 15 :
ayat 4 bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;
ayat 12 Jadi, bilamana kami beritakan, bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan orang mati?
ayat 15 Lebih dari pada itu kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus -- padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, kalau andaikata benar, bahwa orang mati tidak dibangkitkan.
ayat 20 Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.
Yesus bukan martir yang mati.
Yesus adalah Sang Raja yang hidup.
Dia tidak lagi di salib.
Dia sekarang di takhta!
Oleh Injil inilah anda diselamatkan..
Keselamatan bukan soal nanti. Itu adalah untuk hari ini. Dalam Alkitab kata keselamatan mengandung arti kesehatan, keutuhan, dan kemakmuran.
Yesus mati tidak hanya demi keselamatan anda di masa depan, tapi juga agar anda mengalami hidup berkelimpahan di sini sekarang.
Tapi, anda perlu perhatikan ini :
Jika anda tidak memandang Yesus yang ditinggikan, anda tak akan mengalami kasih karuniaNya di bumi ini.
Jika anda tidak memandang diri anda didudukkan bersama Kristus dan berkuasa dalam hidup, anda akan selalu berada di bawah keadaan anda.
Semua bermuara pada hal ini : Siapa Yesus bagi anda?
Jika bagi anda Dia sekedar Guru/rabbi yang baik, Sahabat yang baik, atau 'orang Samaria' yang baik; anda tak akan mengalami kuasa kebangkitanNya saat ini disini.
Jika hidup anda tak ada bedanya dengan orang tak percaya, iman anda sia-sia.
Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.
(1 Kor 15:19)
Artinya, jika anda hanya mempercayai Kristus yang mati, tapi tidak punya pewahyuan tentang Kristus yang sama yang telah bangkit, sia-sia saja anda percaya. Anda orang paling malang, karena memiliki Yesus tapi hidup seperti orang tidak percaya.
Ada seorang pria yang telah memerangi alkoholisme selama 40 tahun. Dia sudah diselamatkan tapi tak ada yang berubah dalam hidupnya. Kecanduannya pada alkohol terus berlanjut.
Kenapa? Karena ia percaya pada Yesus yang mati, bukan Yesus yang bangkit dan hidup.
Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi
(Fil 2:9-10)
Alkoholisme punya nama.
Raja Yesus juga punya nama.
Yang satu harus tunduk pada yang lain.
Saat menerima pewahyuan ini, pria ini dibebaskan dari kecanduannya.
Apa yang terjadi pada pria ini dapat terjadi pada anda. Kesukaran, masalah, penyakit yang anda hadapi punya nama.
Raja Yesus punya nama.
Injil nyatakan namaNya LEBIH BESAR!
Tak perlu cerita ke Yesus tentang masalah anda, Dia sudah tahu masalah anda dan sudah menyediakan solusinya.
Sebaliknya, katakan pada masalah anda tentang Yesus.
KASIH KARUNIA OLEH IMAN
Yesus tak pernah berdoa, "Bapa, mungkin Kau tak tahu ini, Joe kena asma dan Sally sedang berjuang mengatasi depresi".
Sebaliknya, Yesus bicara pada masalah dan memerintahkan mereka untuk pergi.
Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: ... demi nama-Ku, mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.”
(Mrk 16:17-18)
Kata-kata Yesus ini harusnya terpatri di hati kita. Karena ini bukan sekedar kata-kata seorang rabbi atau martir. Tapi kata-kata Seseorang yang sudah mengalahkan kematian!
Saya sangat bersemangat jika bicara tentang Raja Yesus saya yang bangkit. Begitu juga Paulus.
Terserah orang lain mau khotbah tentang Yesus yang 'tak berdaya'.
Tapi Paulus --begitu juga saya-- akan selalu mengarahkan anda kepada Raja sukacita yang telah mengalahkan dunia.
Demikianlah kami mengajar dan demikianlah kamu menjadi percaya
(1Kor 15:11)