29 July, 2015

MENERIMA HUKUMAN DARI TUHAN (1Korintus 11:31-32).

MENERIMA HUKUMAN DARI TUHAN (1Korintus 11:31-32).
Apakah anda layak untuk ikut perjamuan?
Pertanyaan absurd!
Sama dengan bertanya, apakah anda cukup baik untuk mendengar Injil?
Tapi bagi banyak orang, ini bukan pertanyaan absurd. Ini pertanyaan serius, karena jika salah menjawab bisa membuat anda sakit dan mati!
Darimana datangnya pertanyaan konyol ini?
Datangnya dari kesalahpahaman terhadap kata-kata Paulus mengenai perjamuan (1Korintus 11).
Kesalahpahaman yang melekat ini membuat gereja mengajarkan jemaat supaya 'menguji' apakah dirinya punya dosa yang belum diakui, sebab jika masih ada tapi nekad ikut perjamuan, akibatnya sakit bahkan mati.
Jadi, apa artinya 'menguji' diri sendiri?
Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita. (1Kor 11:31)
Paulus bukan sedang menetapkan tes kelayakan sebelum ikut perjamuan.
Tapi sedang mengatakan, "Kematian Yesus adalah hal luarbiasa, jadi ambil waktu sejenak untuk merenungkannya".
Jika kematian Yesus ada artinya bagi anda, perjamuan adalah waktu untuk merayakannya.
Tapi jika kematianNya adalah hal yang baru anda dengar, menguji diri berarti kesempatan untuk memproses kabar baik ini, kesempatan bagi anda untuk ber-metanoia dan mempercayai kabar baik.
Setiap orang memiliki 'hari penghakiman' masing-masing. Bagi orang percaya, hari itu sudah berlalu. Hari 'itu' adalah saat kita menyadari bahwa kita butuh juruselamat, butuh kasih karunia Allah.
Itulah hari penyelamatan kita.
Dosa kita sudah dihakimi hari 'itu'. Jadi kita tidak akan dihakimi lagi.
Di ayat 28, Paulus mengatakan,
"Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu"
Kata 'menguji' berarti 'memeriksa dan kemudian menyetujui'.
Siapa yang dalam Kristus melihat dirinya 'disetujui' Allah.
Siapa yang belum memiliki Kristus semoga melihat kebutuhan mereka akan kasih karuniaNya.
Gambaran dalam Perjanjian Lama mungkin bisa membantu.
Di Kemah Pertemuan, imam memeriksa domba yang akan dipersembahkan, bukan orang yang membawanya.
Di Perjanjian Baru, Kristus adalah Anak Domba kita tanpa cacat dan cela (1Ptr 1:9).
Saat perjamuan kita 'menguji' Dia dan memandang diri kita sebagai orang yang telah diperiksa dan disetujui olehNya.
Bagaimana dengan orang yang tak punya domba?
Bagaimana dengan orang yang menolak kasih karunia Allah dan berdiri dengan usahanya sendiri?
Baginya hari penghakiman tetap berlaku. Dan jika ia terus menolak dan menghina kasih karunia, maka ia akan mengalami penghakiman yang didatangkannya sendiri.
Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia.
(Ayat 32)
Dosa dan kematian sudah dihukum di salib.
Kasih karunia dan pengampunan yang berlaku sekarang.
Yesus berdiri menjadi perantara dan menolong siapapun yang mau menerima uluran tanganNya. Siapa yang mau menerima akan selamat, tapi yang tidak mau akan ikut tenggelam bersama 'kapal karam' dunia (Lihat Yoh 3:18).
Apa artinya 'menerima hukuman dari Tuhan'?
Sebenarnya penerjemahan yang tepat adalah 'dinilai oleh Tuhan'.
Ini adalah kesaksian Roh Kudus yang selalu mengafirmasi bahwa kita adalah kebenaran Allah dalam Kristus Yesus (Yoh 16:10, 1Kor 5:21).
Dalam Kristus, kita dinilai benar dan 'menerima persetujuan'.
Bagaimana dengan 'didikan Tuhan'?
Didikan bukanlah hukuman.
Didikan berarti melatih seorang anak (training up a child). Mendisiplin adalah memuridkan. Kita sedang dimuridkan oleh Tuhan Yesus.
Dengan memahami hal ini, kita bisa mem-parafrase-kan 1Kor 11:31-32 seperti ini :
Saat kita menerima 'penilaian' Allah --bahwa kita benar-- dan saat kita belajar memilah mana yang dari Allah (kasih karunia, kesembuhan) dan mana yang bukan (penyakit, kekuatiran, kesusahan) kita sedang dididik dan dilatih sebagai anak laki-laki dan anak perempuan Allah. Kita tidak lagi mengalami efek dosa dan penghukuman.
Saat kita membarui pikiran, kita tahu mana yang dari Allah mana yang bukan. Kita siap mendeklarasikan kematian Yesus atas keadaan kita.
"Yesus mati supaya aku hidup dalam kelimpahan segala hal, termasuk kelimpahan kesehatan dan ketenangan pikiran. Penyakit, pergi!! Kecemasan, minggat!!"
Mengikuti perjamuan saat anda sakit adalah cara yang baik untuk melatih iman anda.
Itu artinya berkata, "Hidupku tidak ditentukan oleh gejala penyakit ini, hidupku ditentukan oleh Yesus, yang sudah menanggung semua penyakitku dan yang bilur-bilurNya sudah menyembuhkanku".
Perjamuan yang diadakan atas nama agama yang mati akan membuat anda sadar-dosa dan merasa terhukum. Tapi perjamuan yang dilakukan dalam nama Yesus adalah hal paling sehat dan paling memerdekakan yang bisa anda lakukan.
[Paul Ellis : Judge by the Lord (1 Corinthians 11:31-32); 19 February 2015]