29 July, 2015

PERUMPAMAAN ORANG KAYA DAN LAZARUS YANG MISKIN-2

PERUMPAMAAN ORANG KAYA DAN LAZARUS YANG MISKIN-2
Oleh : Paul Ellis, 14 Juli 2015
Yesus menceritakan perumpamaan untuk menggugah pengertian pendengarnya.
Jadi kenapa Yesus menceritakan tentang orang kaya dan Lazarus si miskin (Lukas 16:19-31)?
Ada yang bilang, supaya kita belajar tentang penyiksaan penuh nyala api.
Bukan itu.
Tapi ini : Berkat Allah, yang telah dinikmati secara eksklusif oleh orang Israel, adalah buat siapa saja.
SIAPA YANG DIGAMBARKAN OLEH TOKOH CERITA
Ada 3 karakter dalam cerita ini.
Pertama adalah si orang kaya yang mati. Kita tahu dia Yahudi karena ia memanggil Abraham 'bapa'.
Orang kaya ini adalah gambaran orang Israel/Yahudi yang sudah lama menikmati jamuan berlimpah di meja Tuhan.
Bangsa ini kenyang dengan perkenanan dan berkat karena mereka adalah keturunan langsung Abraham yang menerima janji-janji berkat dari Allah.
Kedua tokoh lain adalah Abraham dan Lazarus.
Abraham berarti 'bapa dari banyak bangsa' (Kej 17:5). Ini nama yang profetik.
Abraham bukan hanya bapa bagi orang Yahudi, tapi juga bapa bagi semua orang yang percaya (Rm 4:16).
Terakhir, ada Lazarus yang duduk di pintu gerbang orang kaya. Lazarus adalah lambang bangsa lain (Gentiles) yang merindukan untuk 'makan remah-remah yang jatuh dari meja perjamuan orang kaya' (Mat 15:27).
Lazarus adalah orang jauh yang kini dekat, yang hilang tapi kini ditemukan.
Yesus TIDAK sedang mengajarkan bahwa orang kaya akan masuk neraka sedang orang miskin akan masuk surga.
Juga TIDAK sedang bilang bahwa kalau anda tidak memperhatikan orang miskin anda akan berakhir dibakar di neraka selamanya.
Masalah si orang kaya BUKAN karena dia kaya. Abraham sangat sangat kaya, tapi dia tidak disiksa setelah mati.
Tapi karena ia 'TIDAK LAPAR'. Karena ia 'TIDAK HAUS'.
Hanya orang 'lapar' yang mau makan Roti Hidup dan hanya orang 'haus' yang mau minum Air Hidup.
Orang kaya ini sama seperti orang yang berkata "Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa", yang kepadanya Yesus menghardik, "Engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang" (Why 3:17).
Dalam perumpamaan ini Yesus sedang bicara tentang Israel, yang merasa dirinya spesial karena merupakan keturunan Abraham secara fisik.
Kata Yesus kepada mereka: “Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham.
(Yoh 8:39)
Dan apa yang dikerjakan Abraham?
Ia PERCAYA pada Allah.
Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita.”
(Yoh 8:56)
Dalam perumpamaan tersebut, Abraham mengatakan pada si orang kaya, ".. ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu" (Luk 16:25).
Bangsa Israel telah menerima segala hal baik dari Allah : perkenanan, Taurat dan para nabi.
Mereka menikmati berkat-berkat. Tapi menolak dan menganiaya Yesus, si Pemberi Berkat.
Mereka menerima hadiah, tapi menolak si Pemberi Hadiah.
Dalam cerita, orang kaya ini tak punya nama, karena Yesus 'tidak mengenal' dia.
Inilah jenis orang yang kepadanya Yesus akan bilang, "Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” (Mat 7:23).
Orang kaya ini 'ditolak' bukan karena ia kaya atau pelit. Ia ditolak karena Yesus tak mengenalnya.
Lantas, bagaimana dengan Lazarus? Kenapa dia bisa berakhir di tempat yang menyenangkan?
Yesus memberi beberapa petunjuk.
Dalam cerita, selama hidupnya Lazarus tidak bicara sepatah katapun yang bisa kita ingat dan tidak melakukan apapun yang bisa kita tiru.
Satu-satunya detil penting yang Yesus beritahu adalah namanya, Lazarus yang berarti 'Allah telah menolong'.
DUA JENIS MANUSIA
Ada 2 jenis manusia di dunia ini, yang menolong dirinya sendiri dan yang berseru pada Tuhan, "Tuhan, tolong aku".
Orang kaya melambangkan yang pertama, Lazarus yang kedua.
Lazarus akhirnya mendapat hal baik bukan karena ia miskin. Tapi karena ia lapar dan haus.
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
(Mat 5:6)
Dia menginginkan apa yang Allah tawarkan. Dan itu yang membuat perbedaan BESAR.
Allah suka memberi pemberian yang baik kepada semua ciptaanNya, tapi tidak semuanya bersedia menerima.
Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa;
(Luk 1:53)
Bukannya Yesus membenci orang kaya. Tapi orang kaya seringnya tidak menginginkan apa yang Yesus sediakan.
Orang (yang merasa) benar tak butuh juruselamat, orang (yang merasa) sehat tak butuh tabib.
Pada akhirnya si orang kaya berubah pikiran/bertobat, tapi sudah terlambat.
Dalam kematian ia berseru pada Abraham :
Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku,
sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini.
Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu.
Jawab orang itu: Tidak, Bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat.
Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.”
(Luk 16:27-31)
Orang Yahudi memiliki Taurat dan para nabi untuk mempersiapkan mereka menyambut Yesus. Hal-hal baik ini adalah bayangan dari keselamatan yang akan datang (Ibr 10:1).
Tapi mereka memilih bayangan ketimbang hal yang sebenarnya.
Mereka makan (daftar) menunya tapi tidak memakan makanannya.
Dalam hidup ini kita menikmati banyak hal baik : keindahan matahari tenggelam, keajaiban kelahiran bayi, kasih dari sahabat.
Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang;
(Yak 1:7)
Semua hal baik menunjuk kepada HAL TERBAIK yaitu Yesus.
Jangan puas dengan pemberian dan melewatkan Sang Pemberi.
Jangan hidup dalam bayangan dan kehilangan Kenyataan.
Lihatlah di atas segala berkat kepada Sang Pemberi Berkat.