29 July, 2015

IMAN SIAPA?

IMAN SIAPA?

Kita tahu Yesus mati menggantikan kita di salib, Ia mewakili kita.
Ia menggantikan kemanusiaan kita yang terasing dengan kemanusiaan sejati - kemanusiaan yang adalah gambar dan rupa Allah Tritunggal sendiri.
Kemanusiaan dalam kesatuan dengan Allah.
Kemanusiaan yang berhadapan muka dengan Bapa.

Melalui Adam penghukuman dan kematian datang kepada semua orang;
tapi melalui Kristus pembenaran dan hidup datang untuk semua orang.

Semua orang.
BUKAN hanya orang percaya.

APA KITA PERLU PERCAYA?
Apa ini berarti kita tidak perlu mempercayai Injil?
Tentu saja perlu.

Yesus sudah berhasil dalam misiNya, apapun pilihan kita : percaya atau menolak.
Kita percaya bukan supaya Injil itu benar.
Kita percaya karena Injil memang benar. 

Ada yang namanya 'realitas objektif yang berdasarkan fakta' (objektif faktual).
Ada yang namanya 'pengalaman subjektif yang aktual'.

Keberhasilan Yesus di salib untuk semua manusia adalah realitas faktual. Itu benar terjadi. Entah kita percaya atau tidak.

Tapi realitas ini TIDAK ADA PENGARUHNYA bagi pengalaman pribadi/subjektif kita JIKA kita tidak percaya Injil. 

Ibrani 4:2
"Karena kepada kita diberitakan juga kabar kesukaan sama seperti kepada mereka, tetapi firman pemberitaan itu TIDAK BERGUNA bagi mereka, karena tidak bertumbuh bersama-sama oleh iman dengan mereka yang mendengarnya".

Injil itu SAMA bagi semua orang, percaya atau tidak percaya.
Bagi yang tidak percaya, Injil tidak berguna. 

Ibarat seorang gadis cantik yang merasa rendah diri dan percaya bhw dirinya jelek (terpengaruh oleh perasaannya itu), demikianlah orang tidak percaya tidak dapat menikmati keuntungan dari pekerjaan Yesus di salib.
Kepercayaan itu tidak mengubah kenyataan, tapi berpengaruh sangat besar pada pengalaman seseorang.

Orang Kristen adalah orang yang percaya kepada Injil Yesus Kristus dan mengikutiNya dalam iman. 
Tidak semua org adalah orang Kristen.
Tapi tidak berarti Yesus gagal.

Iman membawa realitas kekal dari pekerjaanNya ke dalam pengalaman pribadi kita yg fana. 

George Hunsinger berkata:
Bukan iman yang menyatukan manusia ke dalam Yesus Kristus. 
Iman hanyalah PENGAKUAN tentang penyatuan misterius yang sudah dicapai Yesus mewakili manusia.

PENGAMPUNAN DAN IMAN
Di jaman perjanjian yang lama, orang Israel mengorbankan lembu dan domba sebagai korban penebus dosa mereka. 
Persembahan hewan ini tentu tidak ada apa-apanya dibanding pengorbanan Yesus.
Tapi semua dosa orang Israel ditutupi oleh korban yang mutunya lebih rendah itu.
Apa yg Yesus lakukan tentu jauh lebih luas daripada itu. 

Pertanyaannya, apakah orang Yahudi harus beriman kepada korban itu supaya dosanya diampuni?
Iman siapa yang membuat dosa-dosanya akan ditutupi ketika persembahan diberikan?

Ketika imam mempersembahkan korban, dosa orang Israel ditutupi entah dia percaya pd korban itu atau tidak.
Pengampunan didasarkan pd kemurnian korban, tidak ada hubungan dengan iman masing-masing orang.
Imam PERCAYA kepada kemanjuran darah hewan itu. Ketaatan-nya sudah cukup untuk memastikan dosa-dosa Israel dibereskan sepenuhnya.

Demikian pula, apa yg Yesus lakukan adl untuk setiap orang.
Ini soal ketaatanNya dan imanNya kepada Bapa.
Ini cukup untuk mencapai tujuanNya, yaitu untuk menghapuskan dosa dengan pengorbanan diriNya (Ibr 9:26).
Ia sudah menyelesaikan masalah dosa sebelum dosa muncul.

Saat ini penekanan pengajaran di gereja adl pada keputusan kita.
Padahal segalanya adalah tentang Dia.
Iman kita hanyalah respon atau tanggapan atas apa yang sudah Dia lakukan utk kita. 

"Tapi kita harus punya iman supaya dibenarkan. Paulus bilang kita dibenarkan oleh iman".

Benar. 
Rm 5:1
"Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus."

Pertanyaannya : Iman siapa?

Hampir semua orang Kristen masa kini menafsirkan ayat ini dengan percaya bahwa iman kita kpd Kristus lah penentu kita dibenarkan. 
Ini menaruh beban pada kita untuk beriman padaNya supaya dibenarkan.

Tapi bukan itu kata Alkitab, atau pandangan gereja mula-mula.
Iman adalah SALURAN yang melaluinya pembenaran kita datang, tapi IMAN YESUS-lah yang membenarkan kita.

PERBEDAAN YANG SANGAT BESAR
Iman KEPADA-NYA sangat berbeda dengan IMAN-NYA.
Yang satu bergantung pada iman kita. Satunya bergantung pada imanNya.
Apakah iman yang diperlukan itu berasal dari Allah, atau dari manusia?

Rm 3:22
KJV : "..yaitu kebenaran Allah karena IMAN YESUS KRISTUS bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan."

NIV : "..yaitu kebenaran Allah karena iman KEPADA Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan."

Kebenaran datang melalui iman. Tapi iman siapa?

Gal 2:16
KJV : "Kamu tahu, bahwa tidak seorang pun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena IMAN KRISTUS YESUS. Sebab itu kami pun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena IMAN KRISTUS dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: “tidak ada seorang pun yang dibenarkan” oleh karena melakukan hukum Taurat."

NIV : "Kamu tahu, bahwa tidak seorang pun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena IMAN KEPADA Kristus Yesus. Sebab itu kami pun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena IMAN KEPADA Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: “tidak ada seorang pun yang dibenarkan” oleh karena melakukan hukum Taurat."

Gal 2:20
KJV : "namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh IMAN Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku."

NIV : "namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh IMAN KEPADA Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku."

Jadi, iman siapa?
IMAN KRISTUS!!
ImanNya yg telah menjadikan kita benar.
Ini yang namanya prinsip Kristosentris. Berpusat pada Kristus.

Saya tidak mengunggulkan versi King James tapi versi ini adalah versi yang sangat baik menunjukkan prinsip Kristosentris dalam hal iman.

KONSISTENSI ADALAH KUNCINYA
Pentingnya perbedaan 'nya' dan 'kepada' dijelaskan lebih jauh dalam 2 ayat berikut.

Rm 3:26
"Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya/beriman KEPADA Yesus."

Bandingkan dengan ini

Rm 4:16
"Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari IMAN Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua, --"

Rm 3:26 menyebut 'iman kepada Yesus', sedang Rm 4:16 menyebut 'iman Abraham', atau iman-nya Abraham.
Ini contoh sangat bagus tentang mengapa begitu banyak orang sampai pada pemikiran yang keliru tentang iman.
Keduanya memakai kata-kata yang sama, yang berbeda hanya nama Yesus dan Abraham.

Penerjemah versi NASB menerjemahkan referensi kepada Yesus sebagai 'iman kepada Yesus', tapi tidak menerjemahkan referensi kepada Abraham sebagai 'iman kepada Abraham'. 

Mereka menerjemahkan 'iman Abraham' dengan tepat. Jika mereka konsisten, maka Rm 3:26 akan berbunyi,
"Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang MEMPUNYAI IMAN-nya Yesus."

IMAN-NYA ATAU IMAN SAYA?
Pertanyaannya, iman siapa yang diperhitungkan?
Jawabannya : Dua-duanya.
ImanNYA menjadi iman kita.

Gal 3:22
"Tetapi Kitab Suci telah mengurung segala sesuatu di bawah kekuasaan dosa, supaya oleh karena iman Yesus Kristus janji itu diberikan kepada mereka yang percaya."

Iman Yesus sudah menghapus dosa kita, mendamaikan kita dengan Bapa, memberi kita pengampunan, menjadikan kita orang benar dan banyak lagi.
Keuntungan-keuntungan ini secara objektif dan faktual adalah benar. 
Saat Ia bilang "Sudah selesai", ya memang benar demikian.
Namun Paulus juga bilang, janji ini untuk 'mereka yang percaya'. Ini pengalaman aktual dan subjektif orang yang percaya. 
Pembenaran SUDAH terjadi karena IMAN YESUS, kita percaya untuk mengalaminya.

SEGI OBJEKTIF DAN SUBJEKTIF INJIL
Segi objektif (apa yang SUDAH dilakukan Allah) dan segi subjektif (apa yang kita percayai dan alami) sama pentingnya. Kita tidak boleh mengabaikan salah satunya.
Iman kita menggerakkan imanNya di dalam da melalui kita.

TIDAK ADA DUA IMAN.
Yang ada adalah SATU IMAN (Ef 4:5)

Rm 1:17
Sebab di dalam [Injil] nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: “Orang benar akan hidup oleh iman.”

Dari iman dan memimpin kepada iman. From faith to faith. Iman Yesus menjadi iman kita!

Iman kita penting. Tapi tak ada dasar baginya kalau iman itu tidak bersumber dalam Dia. 

Ketika kita percaya, kita mengalami dalam dimensi waktu apa yang sudah ditetapkan di kekekalan.

TAK ADA YANG TERSISA
Tak seorangpun dikecualikan di salib. SEMUA manusia berada di dalam Dia pada hari mengerikan sekaligus agung itu. 
Apa yang dilakukan Allah mempengaruhi semua orang.
Ketika Yesus mati, imanNYA (tepatnya, ketaatanNYA) menyelesaikan masalah Adam. Semua manusia dikumpulkan dalam Dia, dan dalam kematianNya, KITA SEMUA SUDAH MATI.

Rm 6:3-8
"Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita SEMUA yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? 
Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. 
Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. 
Karena kita tahu, bahwa MANUSIA LAMA kita telah TURUT DISALIBKAN, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa. 
Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa. 
Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia."

Kita semua mati bersama Dia bahkan sebelum kita dilahirkan ke dunia ini. Tapi aktualisasi fakta tersebut menunggu sampai kita lahir dan bertobat.

DIPILIH SEBELUM KITA PERCAYA
Kita DIPILIH Allah bahkan SEBELUM kita dilahirkan (Ef 1:4).
Versi NLT mengatakan bahwa Allah sudah mengasihi dan memilih kita dalam Kristus bahkan SEBELUM Ia menciptakan bumi ini.

BUKAN karena kita percaya maka kita dicangkokkan kpd Kristus. Tapi karena Ia memilih kita. 
Kita sudah ada di dalam Dia sebelum dimensi ruang dan waktu diciptakan, dalam kekekalan. 
Bahkan bukan cuma kita. Tapi SEGALA SESUATU.

Kolose 1:16-17
karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan SEGALA SESUATU ADA DI DALAM DIA.

Tidak ada apapun yang diluar Dia.
Ia ada di setiap sudut semesta pada saat bersamaan.
Setiap persepsi tentang jarak antara Allah dan manusia adl ILUSI dan dusta yang masih mengejar orang yg belum mengenal Injil.
Orang tidak percaya hidup dalam dusta, tidak dalam kebenaran. 

MANA YANG LEBIH DULU?
Mana yg lebih dulu, pekerjaan Yesus atau tanggapan manusia?
Pekerjaan Yesuslah yang mewujudkan kebaikan salib.
Iman kepada Dia menghubungkan kita dengan realita salib; dan iman hanya dapat menghubungkan kita dengan realita itu hanya karena realita itu sudah ada.
Kita dapat didamaikan dgn Allah karena kita SUDAH didamaikan (2 Kor 5:19-20).

Manusia, bukan Allah, yang perlu didamaikan. Karena dosa mempengaruhi manusia, bukan Allah.
Manusia yg perlu diarahkan kepada penyerahan dan kasih Allah. 
Efek salib adalah pada manusia, bukan Allah. Salib mengubah hati manusia, bukan hati Allah.
Allah selamanya mengasihi manusia. 
Jadi adalah keliru jika menganggap Yesus datang untuk menenangkan Allah yg murka. 

Dalam Kristus, Allah mendamaikan dunia dengan diriNya. Itu bukan sesuatu yang dicapai dengan iman kita. 
Iman hanya MENERIMA sesuatu yang sudah dilakukan. 

by; Mona