29 October, 2016

2perjanjian

*Dua Perjanjian, Bukan Satu!*

Mari kita memisahkan perjanjian-perjanjian ini. Langkah yang sederhana itu akan membuat perbedaan besar dalam memahami Alkitab kita.

Selama bertahun-tahun saya bingung saat membaca Alkitab karena saya tidak mengerti aspek sederhana untuk memahami Kitab Suci ini. Perjanjian Lama dan Baru sangatlah berbeda dalam banyak hal. Allah mengatakan pada mereka yang berada dalam Perjanjian Lama bahwa akan datang satu hari dimana Dia akan membuat perjanjian baru dengan umat-Nya dan itu tidak akan seperti perjanjian yang Dia adakan dengan mereka melalui nenek moyang mereka. (Lihat Yeremia 31:31-32) Melalui Yesus Kristus, hari tersebut telah datang pada kita sehingga sekarang perjanjian yang telah Dia buat sama sekali berbeda – sama sekali tidak sama. Perjanjian itu baru dan menurut Ibrani 8:13, yang lama telah menjadi "usang." Perjanjian itu telah berlalu. Sudah tidak ada lagi, kadaluarsa, selesai, tamat!

Bukankah Perjanjian Lama itu adalah Firman Allah?

Fakta ini merupakan poin yang menonjol dalam banyak pemikiran kita. "Bukankah Perjanjian Lama itu adalah Firman Allah?" Tentu saja Perjanjian Lama sama seperti Perjanjian Baru yang merupakan bagian dalam Alkitab, akan tetapi berikut ini adalah sebuah kunci yang akan amat sangat membantu kita bila kita dapat memahaminya. Perjanjian Lama tidak dituliskan kepada kita! Hal itu dituliskan bagi kita tetapi tidak kepada kita. (Lihat Roma 15:4) Ada suatu perbedaan yang besar. Itulah mengapa Rasul Paulus memperingatkan Timotius untuk memperhatikan dengan baik agar dia dapat "membagi-bagikan dengan benar perkataan kebenaran (KJV)" saat ia mengajarkan Alkitab. (Lihat 2 Timotius 2:15) Ada banyak sekali permasalahan yang terjadi dalam pikiran dan hidup kita saat kita tidak melakukan hal itu.

Hal yang paling utama, hukum Taurat tidak pernah diberikan pada bangsa-bangsa non-Yahudi, melainkan diberikan kepada bangsa Israel. Pertimbangkanlah teks berikut ini:

Itulah ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan serta hukum-hukum yang diberikan TUHAN, berlaku di antara Dia dengan orang Israel, di gunung Sinai, dengan perantaraan Musa (Imamat 26:46).

Ia memberitakan firman-Nya kepada Yakub, ketetapan-ketetapan-Nya dan hukum-hukum-Nya kepada Israel. Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa… (Mazmur 147:19-20).

Apabila bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki hukum Taurat oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dituntut hukum Taurat, maka, walaupun mereka tidak memiliki hukum Taurat, mereka menjadi hukum Taurat bagi diri mereka sendiri (Roma 2:14).

Perjanjian Lama tidak dituliskan kepada kita! Hal itu dituliskan bagi kita tetapi tidak kepada kita.

Kapankah Perjanjian Baru dimulai?

Ingatlah hal ini: Perjanjian Baru tidak dimulai pada Matius 1:1. Perjanjian Baru dimulai pada saat kematian Yesus. Pentingnya fakta ini tidak dapat menjadi terlalu dibesar-besarkan. Ibrani 9:16 berkata, "Sebab di mana ada wasiat, di situ harus diberitahukan tentang kematian pembuat wasiat itu." Dengan kata lain, suatu permintaan terakhir dan wasiat tidak berarti apa-apa sampai orang yang menulisnya meninggal. Hal itu penting saat kita membaca halaman-halaman Perjanjian Baru.

Sebagai contoh, Anda akan masuk dalam dunia kebingungan jika Anda mencoba mengaplikasikan Khotbah di Bukit bagi diri Anda sendiri. Ingat Yesus belum mati saat Ia mengatakan firman tersebut. Ia sedang berbicara kepada mereka, bukan Anda. Mereka adalah kelompok orang yang berpikir bahwa mereka mampu meraih kebenaran dengan kehidupan moral mereka sehingga Yesus menunjukkan kepada mereka betapa mustahilnya hal tersebut. Dia mengucapkan perkataan seperti, "Kalau kamu bernafsu, cungkillah matamu. Kalau kamu mencuri, potonglah tanganmu." Jadi, inilah pertanyaannya: Apakah Anda benar-benar percaya bahwa itu yang harus Anda lakukan? "Tentu tidak!" akan muncul kritik sebagai respon, "Jelas sekali bukan itu yang Ia maksudkan!" Tunggu sebentar. Kalau Anda mengklaim bahwa kita seharusnya melakukan segala sesuatu yang dikatakan Yesus, maka Anda tidak dapat mengabaikan hal tersebut. Alkitab bukanlah suatu daftar menu yang dapat Anda pilih-pilih.

    Ingatlah hal ini : Perjanjian Baru tidak dimulai pada Matius 1:1. Perjanjian Baru dimulai pada saat kematian Yesus.

Pentingnya membedakan perjanjian-perjanjian dengan benar

Faktanya adalah bila kita tidak membedakan perjanjian-perjanjian dengan benar maka kita akan memperlakukan Alkitab seperti buffet dimana kita ambil yang kita suka dan meninggalkan yang tidak kita sukai. Bukan seperti itu cara untuk memperlakukan Kitab Suci, lebih baik menghormati Kitab Suci dengan menginterpretasikannya secara benar. Tidak, Yesus memang tidak memerintahkan agar Anda mencungkil keluar mata Anda. Dia bahkan tidak sedang berbicara dengan Anda.

Satu contoh lagi: Yesus berkata bila kita tidak mengampuni orang yang bersalah pada kita maka Allah tidak akan mengampuni orang-orang yang tidak mau mengampuni. (Lihat Matius 6:14-15) Apakah Anda berpikir hal itu untuk Anda? Apakah Anda sepenuhnya percaya bahwa adalah mungkin bila Anda telah mempercayai Yesus Kristus sebagai Juru Selamat Anda, berjalan bersama dengan Dia, mengenal dan mengasihi Dia, mempercayai karya yang telah Dia selesaikan di kayu salib dan sekarang jika terjadi ada orang yang bersalah pada Anda dan Anda meninggal sebelum Anda mengampuni orang tersebut maka Anda tidak akan diampuni? Setiap orang yang mau menggunakan akal sehatnya tahu bahwa hal itu sama sekali tidak benar!

Apakah jawabannya? Jawabannya adalah bahwa Yesus mengatakan hal tersebut sebelum salib – sebelum Perjanjian Baru dimulai. Perhatikan bagaimana segalanya berubah setelah salib.

Efesus 4:32: "Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu". Perhatikanlah disini bahwa kita mengampuni karena kita telah diampuni bukan agar kita mendapatkan pengampunan.

Apakah yang diajarkan dalam Kolose 3:13 tentang motivasi kita untuk mengampuni orang lain? "Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian."

Lihat bagaimana segalanya berubah dengan berakhirnya Perjanjian Lama dan dimulainya Perjanjian Baru?

Marilah kita memisahkan perjanjian-perjanjian itu bagi kita. Langkah yang sederhana tersebut akan membuat perbedaan besar dalam memahami Alkitab.

[Steve McVey ;"Two Covenants, Not One". ; Maret 18, 2015, Translated Mary]

Membaca Alkitab

*BAGAIMANA MEMBACA ALKITAB TANPA MENJADI BINGUNG.*

Apakah Anda pernah jadi bingung karena apa yang tertulis di satu bagian Alkitab bertentangan dengan yang tertulis di bagian Alkitab yang lain?

Paulus katakan, keseluruhan Kitab Suci adalah tulisan 'yang diilhamkan Allah yang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran' (2 Timotius 3:16). Tapi Paulus juga mrngatakan kita harus membacanya dengan "rightly dividing the word of truth" (2 Timotius 2:15). Kita harus dapat memilah Firman Kebenaran secara tepat.

Bagaimana caranya?

Ada dua pertanyaan yang harus kita tanyakan setiap kali membaca ayat Alkitab:
(i). Apa yang ayat ini maksudkan di bawah terang karya salib yang sempurna?
(ii). Siapa penulisnya, kepada siapa ditujukan dan mengenai apa?

SALIB SEBAGAI FILTER
Hari ini saat mendengar banyak orang berkhotbah, Anda bisa menyimpulkan isi khotbah mereka membuat salib seolah tak penting, seolah tak membuat perbedaan apapun. Padahal, kematian Yesus di salib adalah satu-satunya peristiwa terpenting dalam sejarah manusia.

Sebelum salib, perjanjian yang lama yang berlaku. Tapi setelah salib, yang berlaku adalah perjanjian yang baru yang berdasarkan kasih karunia, membuat perjanjian lama menjadi usang, kuno, kedaluwarsa (Ibrani 8:13). Di bawah perjanjian lama Anda diberkati JIKA Anda baik. Di bawah perjanjian baru Anda diberkati KARENA Dia baik.

Lihatlah perbedaan kontras berikut:

Sebelum salib kita diberkati jika kita taat dan dikutuk jika kita tak taat (Ulangan 11:26-28). Sesudah salib kita diberkati karena kita telah diampuni (Roma 4:8) dan kita telah ditebus dari kutuk Taurat (Galatia 3:13).

Sebelum salib kita mengampuni supaya diampuni Allah (Matius 6:14). Tapi di salib kita diampuni tanpa syarat dan sekarang kita mengampuni karena kita SUDAH diampuni (Efesus 4:32; Kolose 3:13).

Sebelum salib mengasihi sesama berarti tidak mengingini istrinya atau harta miliknya (Ulangan 5:21). Tapi setelah salib kita mengasihi dan menerima sesama kita karena Kristus TELAH mengasihi dan menerima kita (1 Yohanes 4:19; Roma 15:7).

Sebelum salib Allah itu jauh dan tak terhampiri (Keluaran 19:12). Tapi karena salib kita yang dulu jauh telah dibawa menjadi dekat kepada Allah untuk menerima rahmat dan menemukan kasih karunia (Efesus 2:13; Ibrani 4:16).

Sebelum salib Allah menuntut kita bertanggungjawab atas dosa kita dan bahkan persembahan tidak mampu membersihkan hati nurani kita yang jahat/penuh rasa bersalah (Imamat 5:17; Ibrani 9:9). Tapi karena salib, darah Yesus membersihkan kita dari hati nurani yang jahat (Ibrani 10:22) dan Dia tidak lagi mengingat-ingat dosa kita (Ibrani 8:12).

Sebelum salib Allah berkata, "Jangan …" (Keluaran 29). Tapi setelah salib Allah berkata, "Aku akan …" (Ibrani 8:8-12). Sebelum salib perintahnya adalah "Lakukan, Lakukan, Lakukan." Setelah salib yang ada adalah "Sudah, Sudah, Sudah."

Sebelum salib kebenaran dituntut dari orang berdosa (Ulangan 6:25). Tapi setelah salib kebenaran diberikan secara cuma-cuma sebagai anugerah/hadiah (Roma 5:17).

Sebelum salib dosa Adam berarti penghukuman bagi seluruh manusia (Roma 5:18). Tapi sekarang tak ada penghukuman bagi mereka yang ada dalam Kristus Yesus (Roma 8:1).

Saat membaca Alkitab kita harus bertanya, apakah ayat yang sedang kita baca menceritakan perjanjian lama yang menghukum para pendosa, atau menceritakan perjanjian baru kasih karunia yang membuat pendosa jadi orang benar? Jika Anda adalah orang percaya, Anda tak perlu takut terhadap penghukuman Taurat. Sebaliknya, bersukacitalah karena Anda adalah kebenaran Allah dalam Kristus Yesus (2 Korintus 5:21).

Perhatikan juga siapa audiens-nya. Saat membaca Alkitab, kita juga perlu perhatikan kepada siapa ayat tersebut ditujukan. Sebab jika tidak, Anda akan 'salah makan obat'.

Ada dua jenis orang di dunia ini: yang menaruh imannya pada Yesus Kristus dan yang tidak. Karena itulah Roh Kudus membawa dua jenis penginsafan (Yohanes 16:8-10):

(i). Roh Kudus menginsafkan dunia akan dosa ketidakpercayaan (ayat 9).
Banyak ayat di perjanjian baru yang ditulis untuk orang tak percaya. Paulus, Yohanes, Petrus, Yudas dan Yakobus menyampaikan pesan kepada orang tak percaya yang tidak menyadari kebutuhan mereka akan juruselamat (misalnya di 1 Yohanes 1:5-10). Para rasul juga mengingatkan gereja mengenai orang tak percaya yang 'menyamar' sebagai nabi dan pengajar (misalnya di 2 Petrus 2). Kata-kata peringatan keras yang ditujukan kepada orang tak percaya BUKAN UNTUK DITERAPKAN pada orang-orang yang sudah dilayakkan oleh Kristus.

(ii). Roh Kudus mengingatkan orang percaya akan kebenaran mereka (ayat 10).
Kita tak butuh diingatkan mengenai kekurangan kita, tapi kita perlu diingatkan mengenai posisi kita yang selalu benar di hadapan Allah (lihat 2 Korintus 5:21). Sebagian besar kitab Perjanjian Baru ditulis untuk meyakinkan orang percaya bahwa kita adalah milik Allah dan tak ada apapun yang bisa memisahkan kita dari cinta Kristus (Roma 8:38-39). Bahkan dosa kita pun tak bisa, karena kasih karunia Allah jauh lebih besar dari dosa kita (lihat Roma 5:15). Saat kita gagal, Roh Kudus tidak menghakimi atau menuduh kita – tak ada yang namanya penghakiman bagi kita yang ada di dalam Kristus. Sebaliknya Dia mengingatkan kita bahwa kita selalu dan selamanya benar, bahwa kita selalu dijaga oleh Yesus (Yudas 24), bahwa kita adalah anak Allah (Galatia 4:6) dan bahwa pengharapan kita kuat dan aman (Ibrani 6:19). Saat kita bersalah Yesus tidak menghukum kita, Dia justru membela kita (1 Yohanes 2:1) dan Dia mengajar kita bagaimana harus berkata 'Tidak' pada segala kefasikan (Titus 2:12).

Memilah Firman dengan tepat berarti membaca Firman SESUAI KONTEKS karya salib yang sempurna. Berarti membaca dan menafsirkan Firman di bawah terang cahaya karya Yesus. Seluruh Alkitab menyingkapkan Yesus (Lukas 24:27). Bacalah Alkitab untuk menemukan Yesus.

[Paul Ellis : Rightly Dividing the Word : How to Read Your Bible Without Getting Confused; https://escapetoreality.org/2010/03/10/rightly-dividing-the-word-how-to-read-your-bible-without-getting-confused/, 10 March 2010, Translated by Mona]

Keselamatan yang tak mungkin hilang

*KESELAMATAN yang tak mungkin HILANG !*

Ketakutan terbesar saya setelah menjadi orang kristen adalah kehilangan keselamatan saya. Ketakutan ini bukan tanpa alasan, tetapi karena beberapa bagian dari alkitab memang menyatakannya demikian. Meskipun artinya tidaklah demikian! Hanya karena pengetahuan saya terbatas untuk memahami pikiran Allah – pikiran Saya membutuhkan Roh Kudus untuk menyingkapkan kebenaran-Nya, sesuai dengan janji-Nya kepada orang percaya. Yohanes 8:32. "Dan kamu akan (mengetahui kebenaran), dan 'kebenaran' itu yang akan MEMERDEKAKAN kamu." Penekanan sengaja ditambahkan.

"Kebenaran menurut bahasa Ibrani adalah tsadaq, sedangkan dalam bahasa Yunani adalah dikaioo, yang berarti mengumumkan suatu keputusan yang menyenangkan, atau menyatakan benar. Konsep ini tidak berarti menjadikan benar tetapi menyatakan kebenaran. Perihal menyatakan kebenaran merupakan konsep dalam persidangan, sehingga membenarkan berarti membubuhkan keputusan yang benar. Perhatikan perbedaan antara membenarkan dengan menyatakan salah dalam Ulangan 25:1 dan 1 Raja-raja 8:32 dan Amsal 17:15."

"Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka."
Yohanes 8:36

Dari kutipan diatas dapat diketahui bahwa kebenaran mengacu kepada seorang pribadi bukan yang lain. Anak yang dimaksud oleh penulis Yohanes adalah pribadi Yesus Kristus. Jadi, membutuhkan pewahyuan Allah Anak untuk mengetahui kebenaran yang sejati.

* Keyakinan populer
Saya telah menemukan begitu banyak orang percaya dicengkram oleh rasa takut akan ketidakpastian berkenaan keselamatan mereka di dalam Yesus Kristus. Mereka adalah korban dari para pengkhotbah Hukum Taurat yang menekankan usaha hidup kudus dan benar untuk mendapatkan perkenanan Tuhan. Meskipun kedengarannya rohani, suatu ajaran yang menekankan pada "perbuatan baik" hanya akan membawa pada penghakiman, penghukuman, dan kematian:

"Pelayanan yang memimpin kepada kematian terukir dengan huruf pada loh-loh batu."
2 Korintus 3:7

"Sebab, jika pelayanan yang memimpin kepada ( penghukuman) itu mulia, betapa lebih mulianya lagi pelayanan yang memimpin kepada 'pembenaran'."
2 Korintus 3:9

Jangan percaya pada kebohongan. Perbuatan baik tak membawa Anda pada kebenaran. Justru menyeret Anda pada penghukuman. Paulus adalah seorang Farisi, Dia seorang pengajar Hukum Taurat, itulah sebabnya surat – suratnya sangat berbeda dengan rasul – rasul yang lain. Paulus mengkalimatkan Hukum Taurat sebagai pelayanan yang memipin kepada penghukuman dan kematian. Hukum Taurat adalah kudus dan benar. Tapi manusia adalah ciptaan yang telah rusak akibat dosa Adam (Roma 7:12-15). Dan tujuan hukum Taurat diturunkan bukan supaya manusia menuruti Hukum itu dengan sempurna, melainkan supaya manusia melihat dirinya yang jauh dari sempurna untuk menaati Hukum Taurat, sehingga timbul kesadaran bahwa mereka membutuhkan sang juru selamat.

* Keselamatan adalah PEMBERIAN bukan UPAH.
"Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,"
Filipi 2:12

Kutipan Paulus ini sering disalah pahami oleh banyak orang kristen. Sehingga kesannya keselamatan itu harus diusahakan, dikejar, dan dikerjakan dengan kemampuan diri. Lebih dari itu – keselamatan menjadi sesuatu yang tidak pasti. Jika tanggapan ini benar, maka apa bedanya keselamatan di dalam Yesus Kristus dengan keselamatan yang ditawarkan oleh semua agama dan keyakinan di dunia ini?
Memang benar, kalau hanya dinilai dari kutipan Paulus tanpa mengkaji lebih jauh ayat selanjutnya, setiap orang yang membacanya akan kehilangan esensi dari pesan kebenaran yang disampaikan oleh Paulus. Perhatikan ayat selanjutnya:

"karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya." Filipi 2:13

Siapakah yang MENGERJAKAN KESELAMATAN itu? Cukup tegas bukan! Keselamatan itu pemberiaan secara Cuma – Cuma (GRATIS), itulah sebabnya dikatakan oleh kasih karunia. Ketika keselamatan dipahami sebagai hasil dari kinerja, maka keselamatan bukan lagi pemberian secara Cuma – Cuma, melainkan UPAH. Dengan begitu keselamatan menjadi begitu sukar dan mustahil untuk diperoleh.
Sangat disayangkan bahwa para pengkhotbah Hukum Taurat hanya menekankan pada ayat 12 dari surat Paulus untuk jemaat Filipi, tanpa mengkaji kebenarannya pada ayat selanjutnya, sehingga terkesan bahwa keselamatan itu diperoleh dari usaha dan kerja keras manusia melalui perbuatan baik. Ajaran ini sesat!

SUATU KEPASTIAN

"Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah."
Roma 5:8-9

Memang orang percaya memperoleh keselamatan itu secara gratis. Tetapi melalui seseorang yang telah membayarnya dengan harga yang sangat mahal, dan Ia memberikannya secara Cuma – Cuma. Kita menerimanya secara Cuma – Cuma, bukan karena keselamatan itu gratis, tapi saking mahalnya dan kita tidak dapat membayarnya, Yesus Kristus TELAH melunasinya untuk kita yang percaya.

"Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus."
Roma 8:1

Suatu kepastian. Seorang yang telah percaya MUSTAHIL untuk tidak menerima keselamatan. Keselamatan itu SUKAR bahkan MUSTAHIL untuk diperoleh melalui perbuatan baik, apapun bentuknya. Itulah sebabnya keselamatan hanya untuk DITERIMA bukan untuk diusahakan.
Itulah Injil kasih karunia yang diberitakan oleh Paulus. Tanpa USAHA dari pihak manusia, kita telah diselamatkan melalui PEKERJAAN Yesus Kristus yang telah sempurna di atas salib. Nikmatilah itu. Anda tak perlu kuatir apalagi takut, kerjakanlah keselamatan itu dengan takut dan gentar, dengang percaya kepada pekerjaan Kristus yang sempurna, dan tidak memalingkan pandangan kita dari karya salib di kalvari.

~Denny Christian

27 October, 2016

Fwd: [New post] ALLAH TIDAK AKAN MEMBIARKAN ANDA “STUCK”


---------- Pesan terusan ----------
Dari: dailygracia <donotreply@wordpress.com>
Tanggal: 17 Oktober 2016 07.45
Subjek: [New post] ALLAH TIDAK AKAN MEMBIARKAN ANDA "STUCK"
Kepada: shelbywin@gmail.com


dailygracia posted: " Saat kita mengerti bagaimana Allah berinteraksi dengan kita, hidup kita berubah. Kita akan mampu melihat apa yang sedang Allah lakukan di dalam kita, dan apa yang sedang Dia lakukan melalui kita. Tanpa bingung membedakan keduanya. Kita jadi bisa berad"

New post on dailygracia

ALLAH TIDAK AKAN MEMBIARKAN ANDA "STUCK"

by dailygracia

image

Saat kita mengerti bagaimana Allah berinteraksi dengan kita, hidup kita berubah. Kita akan mampu melihat apa yang sedang Allah lakukan di dalam kita, dan apa yang sedang Dia lakukan melalui kita. Tanpa bingung membedakan keduanya. Kita jadi bisa berada dalam hadirat-Nya, menerima pewahyuan, tuntunan dan kasih-Nya.

Namun hal ini biasanya bukan pengalaman yang serta merta. Menantikan Allah butuh kesabaran, karena ada waktu yang tepat untuk segala sesuatu. "Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya," demikian Pengkhotbah 3:1 mengingatkan kita.

Read more of this post

dailygracia | October 16, 2016 at 11:45 pm | Categories: Uncategorized | URL: http://wp.me/p6zxkP-tJ

Unsubscribe to no longer receive posts from dailygracia.
Change your email settings at Manage Subscriptions.

Trouble clicking? Copy and paste this URL into your browser:
https://dailygracia.wordpress.com/2016/10/16/allah-tidak-akan-membiarkan-anda-stuck/



Iman siapa ?

APAKAH KITA DIBENARKAN OLEH IMAN KEPADA YESUS ATAU OLEH IMANNYA YESUS?

Roma 5:1 
Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.

Kebanyakan orang menafsirkan ayat ini adalah bahwa iman kita kepada Yesus Kristus adalah katalis supaya kita dibenarkan. Hal ini menempatkan beban pada kita untuk beriman kepada-Nya supaya dibenarkan.

Namun bukan itu yang sebenarnya diajarkan Alkitab, juga bukan pandangan gereja mula-mula. IMAN adalah saluran yang melaluinya pembenaran datang, tetapi IMAN YESUSlah yang telah membenarkan kita. Yesus tidak menunggu kita melakukan sesuatu supaya kita dapat dibenarkan melalui perbuatan kita sendiri.

Dua kata yang sangat penting dalam diskusi tentang pembenaran ini adalah - KEPADA - dan - NYA -. Dibenarkan oleh iman kepada Yesus sangat berbeda dari dibenarkan oleh imannya Yesus Kristus yang telah membenarkan kita. Yesus tidak menunggu kita melakukan sesuatu supaya kita dapat dibenarkan melalui perbuatan kita sendiri.

Roma 3:22 
yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan.

Kebenaran Allah datang oleh iman, TETAPI IMANNYA SIAPA? Alkitab versi KJV memgatakan oleh imannya Yesus Kristus tetapi Alkitab versi NIV memgatakan oleh iman kepada Yesus Kristus (Catatan kaki dalam Alkitab versi NIV menunjukkan bahwa ayat ini dapat diterjemahkan, "melalui ketaatan Yesus Kristus,"). Kita lihat betapa pentingnya perbedaan ini! Perbedaan terletak pada apakah sumber kebenaran kita itu adalah iman Yesus atau iman kita.

Galatia 2:16 
Kamu tahu, bahwa tidak seorang pun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus (IMANNYA YESUS KRISTUS). Sebab itu kami pun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus (IMANNYA YESUS KRISTUS) dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada seorang pun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat.

Sekali lagi, apakah kita dibenarkan oleh imannya Yesus Kristus atau dengan beriman kepada Kristus Yesus?

Perbedaan antara keduanya sangat besar. Bagaimana kita menjawab pertanyaan itu akan menentukan teologi kita dalam bidang ini.

Galatia 2:20 
namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku (Iman kita di dalam IMAN YESUS KRISTUS). Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah (Imannya Yesus Kristus) yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.

Sekali lagi iman siapa yang menjadi katalis untuk kebenaran kita -- Iman Yesus atau iman kita? Bukan iman kita, melainkan imannya Yesus Kristus yang telah menjadikan kita benar.

Kita tidak boleh mengabaikan satu prinsip penting dalam menafsirkan Alkitab bila kita ingin memahami dengan benar. Prinsip itu adalah prinsip Kristosentris (Berpusat pada Kristus), Cara lain untuk menafsirkan Alkitab adalah pendekatan egosentris (berpusat pada diri sendiri).

Mana yang kita percayai sebagai cara terbaik untuk memahami Alkitab akan menentukan sudut pandang kita tentang karya Yesus di kayu salib. Amin.

Kuncinya adalah Konsistensi

Pentingnya pembedaan antara kata KEPADA dan NYA dapat dilihat lebih jauh dalam dua teks dari surat Roma. Perhatikan baik-baik konteks kata iman dalam kedua teks ini. Yaitu

Roma 3:25-26
25 Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.
26 Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.

Perhatikan secara khusus frase "percaya kepada Yesus" pada ayat 26

Sekarang bandingkan dengan apa yang dikatakan Roma 4:16 tentang iman: "Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua, —

Teks pertama mengacu kepada "iman kepada Yesus", sedangkan teks kedua menyebutkan "iman Abraham", dengan perkataan lain, "imannya Abraham". Ayat yang satu menggunakan kata KEPADA, dan ayat lainnya memilih pengertian NYA, atau MILIK.

Ini contoh yang sangat bagus tentang mengapa sangat banyak orang sampai pada pengertian yang keliru tentang iman. Apakah kita heran mengetahui bahwa Roma 3:26 dan Rm 4:16 menggunakan KATA-KATA YANG SAMA, dengan perkecualian nama Yesus dan Abraham. Hanya nama-namanya saja yang berbeda, namun ayat-ayat itu diterjemahkan persis sama!

Para penerjemah Alkitab versi NASB memilih menerjemahkan referensi kepada Yesus sebagai "iman kepada Yesus", tetapi mereka tidak menerjemahkan referensi kepada Abraham sebagai "iman kepada Abraham". Sebaliknya, mereka memilih menerjemahkan dengan benar sebagai "iman Abraham", Bila NASB konsisten, Roma 3:26 akan seperti ini, "Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa kita, supaya nyata, bahwa Yesus benar dan juga membenarkan orang yang mempunyai IMANNYA YESUS," (Catatan kaki NASB memberikan ini sebagain terjemahan alternatif).

Ketidakkonsistenan di sini mengingkari perkiraan para penerjemah. Mereka tidak akan mengatakan bahwa Paulus sedang mengatakan pada pembacanya seharusnya beriman KEPADA Abraham, tetapi mereka juga tidak mengatakan bahwa kita dibenarkan oleh imannya Kristus. Pandangan mereka jelas -- bahwa kita dibenarkan karena beriman kepada Kristus.

Iman Yesus atau Iman saya?

Pertanyaannya adalah, Iman Yesus atau iman kita yang diperhitungkan? Jawabannya adalah ya, keduanya. IMAN YESUS menjadi iman kita. Perhatikan bagaimana Rasul Paulus menjelaskan dalam Galatia 3:22 (Alkitab versi King James), " Tetapi Kitab Suci telah mengurung segala sesuatu di bawah kekuasaan dosa, supaya oleh karena imannya Yesus Kristus janji itu diberikan kepada mereka yang percaya."

Iman Yesus Kristus sudah menghapuskan dosa kita, mendamaikan kita dengan Bapa, memberi kita pengampunan, menjadikan kita sebagai orang benar, dan banyak hal lainnya.

Keuntungan-keuntungan dari salib itu secara objektif dan faktual benar karena Dia. Ketika Yesus berkata, "Sudah Selesai", Yesus bersungguh-sungguh mengatakannya! Apa yang sudah diselesaikan memang sudah selesai.

Roma 1:17 mengatakan, "Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman." Dari iman dan memimpin kepada iman -- apa artinya? Artinya, iman Yesus menjadi iman kita. Ketika Rasul Paulus menulis bahwa orang benar akan hidup oleh iman, ia sedang mengacu kepada habakuk 2:5, yang menguraikan dengan jelas maksud pernyataan Paulus kepada jemaat di Roma, "Tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya," Sama sekali tidak salah bila mengatakan bahwa iman kita itu penting, tetapi sama pentingnya juga mengakui bahwa tidak ada dasar untuk iman kita kalau iman itu tidak bersumber di dalam iman Dia. Ketika kita percaya, kita mulai menjalankan di dalam dimensi waktu apa yang sudah ditetapkan di dalam kekelan.

Penebusan yang dilakukan Kristus tidak memengaruhi kita hanya karena kita mempercayainya. Ini memengaruhi setiap orang entah kita percaya atau tidak. Itulah Injil yang membuat Injil sangat menarik. Tidak seorangpun terkecualikan di salib. Semua manusia berada di dalam Dia pada hari yang mengerikan sekaligus indah itu.

Selamat merenungkan
Tuhan Yesus Memberkati

Pagi bro & sis,
Wah diskusinya panjang sekali, sy blm mencerna satu persatu, tapi nangkap intinya ttg iman ya: iman saya atau iman Yesus

Saya mau urun rembug seblm kerja ah, iman itu adalah Kristus sendiri, sebelum Kristus datang ga ada iman. Coba search kitab2 PL, kita ga akan nemu kata iman di seluruh PL, krn ini alasannya:

Galatia 3:23-25  Sebelum IMAN itu DATANG kita berada di bawah pengawalan hukum Taurat, dan dikurung sampai iman itu telah dinyatakan.
Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai KRISTUS DATANG, supaya kita dibenarkan karena iman.
Sekarang IMAN itu telah DATANG, karena itu kita tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun.

26 October, 2016

Duri dlm daging

*DURI DALAM DAGING PAULUS*

7 Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri.
8 Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku.
9 Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.
10 Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.
(2 Korintus 12:7-10)

Duri dalam daging yang disebutkan Paulus ini telah dipakai dan disalahgunakan oleh banyak orang Kristen untuk membenarkan diri karena tunduk kepada hampir setiap masalah yang datang. Iblis telah memelintir bagian Alkitab ini untuk menipu begitu banyak orang supaya percaya bahwa jika Allah tidak menyembuhkan Paulus, bagaimana mungkin mereka berharap disembuhkan? Mari kita memeriksa lebih dekat dan mencari tahu apa itu "duri dalam daging" Paulus.

Pertama-tama, "duri" ini datang karena begitu berlimpahnya pewahyuan yang Paulus terima. Sampai seseorang memiliki pewahyuan yang berlimpah, yang setara dengan apa yang telah Paulus terima, dia tidak akan memiliki "duri." Hal ini akan mendiskualifikasi semua orang yang bersembunyi di balik alasan duri dalam daging Paulus.

Kemudian, ayat 7 mengatakan bahwa duri itu datang supaya Paulus tidak meninggikan diri. Secara tradisional, duri tersebut ditafsirkan sebagai cara menjaga Paulus tetap rendah hati. Oleh sebab itu, pasti Allah yang menciptakannya, karena hanya Allah yang ingin Paulus tetap rendah hati. Tetapi ada cara yang saleh untuk dapat ditinggikan. Satu Petrus 5:6 mengatakan, "Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya." Mereka yang menundukkan diri (rendah hati) kepada Allah akan ditinggikan oleh Allah. Paulus tidak berbicara tentang meninggikan diri melalui kebanggaan diri sendiri, sebaliknya sedang berbicara bahwa duri itu datang dari iblis untuk menghalangi Paulus ditinggikan oleh Allah di hadapan orang-orang. Orang-orang pasti menerima apa yang Paulus khotbahkah jika pesan Paulus "menyenangkan" bagi mereka. Tetapi ada utusan iblis yang selalu menggocoh Paulus dan membuat orang yang lemah hati takut berkomitmen kepada Yesus, yang Paulus beritakan.

Allah membuat besar, atau meninggikan Yosua di hadapan umat-Nya (Yosua 3:7). Dia kembali melakukannya atas orang-orang yang dipakai-Nya dalam perjanjian yang baru [new covenant] (Kisah Para Rasul 5:13). Jadi, kita melihat bahwa peninggian yang dibicarakan bukanlah hal negatif tetapi hal yang saleh. Dan semakin memperkuat fakta bahwa duri itu bukanlah perbuatan Allah.

Dalam ayat 7, tepat setelah duri dalam daging disebutkan, ada frasa yang yang mengatakan, "yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku." Inilah penjelasan tentang apa gerangan duri itu sebenarnya. Duri bukanlah sesuatu hal (thing) melainkan utusan iblis. Kata yang digunakan sebagai "utusan" di ayat ini selalu diterjemahkan sebagai malaikat atau utusan dan mengacu pada makhluk ciptaan. Jadi, duri dalam daging Paulus sebenarnya adalah roh jahat yang dikirim iblis untuk menggocoh dia. Kata "menggocoh" berarti menyerang berulang kali seperti gelombang ombak menghempas pantai.

Bagaimana kuasa jahat ini terus menyerang Paulus? Secara tradisional diajarkan bahwa Paulus diserang dengan penyakit, dan yang membuat banyak orang menerima pengajaran ini adalah penggunaan kata-kata "weakness" dan "infirmity" (sama-sama diterjemahkan sebagai kelemahan) dalam ayat 9 dan 10. Kelemahan memang berarti penyakit dan digunakan dengan arti yang sama dalam 1 Timotius 5:23, tetapi bukan itu satu-satunya arti kata tersebut. Definisi kedua infirmity adalah kekurangan atau ketidakmampuan. Contohnya, dalam Roma 8:26 dikatakan, "Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita." Dalam ayat ini, jelas konteks kata kelemahan tidak berbicara tentang penyakit melainkan ketidaktahuan apa yang akan didoakan. Pikiran kita yang terbatas merupakan kelemahan atau kekurangan.

Jika kita melihat konteks duri dalam daging Paulus, kita menemukan bahwa kelemahan tidak berarti penyakit dalam 2 Korintus 12:9 dan 10. Dalam 2 Korintus 11:30, Paulus menggunakan istilah yang sama dalam "glorying in infirmities" (bermegah dalam kelemahan) yang digunakan hanya beberapa ayat setelah dia berbicara tentang duri ini. Dalam pasal kesebelas dia baru saja membuat daftar kelemahan-kelemahan itu. Dalam ayat 23-29 pasal tersebut, dia membuat daftar hal-hal seperti penjara, bilur-bilur, karam kapal, dan dilempari batu; tidak satupun yang berbicara tentang penyakit. Ayat 27 menyebutkan kelemahan dan kesakitan (painfulness), yang oleh beberapa orang telah dicoba untuk diartikan sebagai penyakit (sickness), tetapi lebih mungkin kata itu mengarah kepada berjerih lelah (weary) dan menderita kesakitan dari hal-hal seperti dilempari batu hingga hampir mati (Kisah Para Rasul 14:19). Semua hal dalam daftar 2 Korintus 11 menyebut penganiayaan sebagai kelemahan. Jadi, dalam konteksnya, duri dalam daging Paulus adalah malaikat atau utusan yang dikirim Iblis yang terus-menerus menimbulkan penganiayaan terhadap dirinya. Hal ini dibuktikan oleh tiga referensi Perjanjian Lama (Bilangan 33:55; Yosua 23:13 dan Hakim-hakim 2:3), saat ada orang yang dianggap sebagai "thorns by your side" (TB: menjadi musuhmu) dan "thorns in your eyes" (duri di matamu).

Paulus meminta Tuhan untuk melepaskan dia dari penganiayaan, bukan penyakit, dan Tuhan mengatakan bahwa kasih karunia-Nya cukup baginya. Kita tidak ditebus dari penganiayaan, dan Paulus kemudian menyatakannya dalam 2 Timotius 3:12, "Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya." Karena itu, dengan senang hati, Paulus bermegah (gloried) di dalam penganiayaan, celaan, kekurangan dan kesusahan sehingga kuasa Kristus turun menaunginya (2 Korintus 12:9). Kata "glory" adalah kata Inggris kuno yang berarti memiliki kuasa atau memerintah. Kata ini digunakan dalam Keluaran 8:9 saat Musa mengatakan kepada Firaun untuk memerintahkan dirinya (glory over him) untuk melenyapkan katak-katak yang meliputi tanah Mesir. Jadi ketika Paulus berbicara tentang bermegah atas kelemahan atau penganiayaan, dia berbicara tentang kemenangan bahkan di tengah-tengah gangguan yang terus-menerus datang.

Dalam Kisah Para Rasul 14:19, Paulus dilempari batu dan dikira mati, tetapi Allah membangkitkan dia, dan hari berikutnya dia berjalan setidaknya dua puluh mil ke kota berikutnya dan mulai berkhotbah lagi. Allah tidak menghentikan penganiayaan, namun kekuatan Allah sempurna dalam kelemahan Paulus (ayat 9). Dapatkah Anda membayangkan apa yang dipikirkan oleh orang-orang yang melempari dia? Mereka bisa melihat manusia Paulus luka-luka dan memar, tetapi mereka juga bisa melihat kekuatan supernatural Allah mengalir melalui dia. "Sebab jika aku lemah, maka aku kuat" (ayat 10).

Ada dua ayat lain dalam Kitab Suci yang digunakan oleh orang yang mempercayai bahwa duri dalam daging Paulus adalah penyakit, untuk membuktikannya. Salah satunya adalah Galatia 4:13-15. Dalam ayat ini Paulus mengatakan bahwa dia memberitakan Injil kepada orang Galatia ini melalui infirmity of the flesh (TB: sakit pada tubuhku), dan dalam ayat 15, dia katakan bahwa orang-orang Galatia pasti bersedia mencungkil mata mereka sendiri dan memberikannya kepada Paulus. Tentang ayat ini, saya pernah mendengar para pelayan Tuhan memberitakan bahwa duri dalam daging Paulus adalah penyakit kuno langka yang ditandai dengan mata yang bengkak dan berair. Tetapi mari kita lihat kepada siapa Paulus berbicara ketika dia mengatakan hal tersebut. Dia menulis kepada orang-orang yang tinggal di wilayah yang dikenal sebagai Galatia, dengan kota-kota utama Derbe, Listra, dan Ikonium. Peristiwa yang disebutkan sebelumnya, yakni Paulus dilempari batu hingga hampir mati, terjadi di Listra, sebuah kota Galatia. Hari berikutnya Paulus berjalan ke Derbe, kota lain di Galatia, dan mulai berkhotbah kepada mereka. Saya yakin mata Paulus pasti bengkak dan berair, dengan tubuh penuh luka dan memar, tetapi itu bukan karena penyakit. Tetapi karena Paulus baru saja dirajam. Dia juga mengatakan dalam ayat 13 bahwa kelemahan itu disandangnya "pertama kali," yang menyiratkan kesan hal itu hanya sementara dan dia pulih darinya.

Ayat Kitab Suci selanjutnya yang digunakan untuk mengatakan duri dalam daging Paulus adalah penglihatan yang buruk juga terdapat di Galatia, pasal 6, ayat 11, yang mengatakan, "Lihatlah, bagaimana besarnya huruf-huruf yang kutulis kepadamu dengan tanganku sendiri." Orang-orang mengatakan penglihatan Paulus begitu buruk sehingga dia harus menulis dalam huruf besar, dan inilah kelemahan yang Paulus maksudkan. Tetapi itu hanyalah anggapan yang tidak cukup kuat. Jauh lebih dapat dipercaya bahwa dia semata mengacu pada panjangnya surat yang telah dia tulis kepada jemaat Galatia.

Alasan mengapa sangat penting untuk menyadari bahwa duri dalam daging itu bukanlah sesuatu yang Yesus mati untuk menebus kita darinya, seperti penyakit, adalah supaya kita tidak tunduk kepada hal-hal tersebut. Yakobus 4:7 mengatakan, "Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!" Kita harus menolak, atau melawan secara aktif setan dan hal-hal yang dibawanya, untuk melihat mereka melarikan diri. Iblis telah menggunakan pengajaran tradisional tentang duri dalam daging Paulus untuk membuat banyak orang Kristen tunduk kepadanya. Tetapi, puji Tuhan, Anda akan mengetahui kebenaran dan kebenaran, akan memerdekakan Anda.

[Andrew Wommack : Paul's Thorn In The Flesh, http://www.awmi.net/reading/teaching-articles/pauls_thorn/, Translated by Paul Prasetyo]

24 October, 2016

Peperangan rohani

PEPERANGAN ROHANI (Diringkas dari buku "Grace : The Power to Reign, Ps Ken Legg)

Banyak orang percaya hidup lebih fokus pd setan daripada pd Allah. Mereka memiliki konsep 'menciutkan' Allah dalam pikiran mereka, seolah setan dan Allah adl musuh seimbang.
Krn itu nyanyian pemazmur ini cocok, "Besarkan Tuhan bersama-sama dengan aku" (Mz 34:4, KJV).
Allah tidak bisa dibuat lebih besar.
Tapi orang percaya perlu melihat Allah sebagaimana adanya Dia : Mahabesar dan Mahakuasa.

Alkitab mengatakan bahwa setan adalah musuh yang SUDAH dikalahkan (Ibr 2:14).
Ia sudah dimusnahkan (Yun : katargeo = put an end to defeated).
Setan tidak lagi memiliki otoritas atas orang percaya.
Kita, orang percaya, sudah dibebaskan dari 'kuasa iblis kepada Allah' (Kis 26:18).
Kita susah dilepaskan oleh Allah dari kuasa kegelapan dan dipindahkan ke Kerajaan AnakNya yg terkasih (Kol 1:13).

Adalah tidak mungkin setan dan roh-roh jahatnya memasuki orang percaya atau memasukkan kutuk keturunan atau kutuk apapun apapun.
Karena ADA pribadi yang LEBIH KUAT dari setan di dalam diri setiap anak Allah.

Jika anda berada dalam lingkungan yg fokusnya terus menerus pada pengusiran setan atau terobsesi mematahkan kutuk,
Jika anda merasa di dalam diri anda masih ada roh jahat atau masih ada kutuk yg belum dibereskan...
ini adalah tanda tipudaya musuh sedang bekerja.

Kita TIDAK dibawah kendali setan.
Ia TIDAK BISA menjamah kita (1 Yoh 5:18-19).
Kalaupun dia bisa menjamah, dia tidak akan mau berada dalam satu ruangan dimana Yesus ada didalamnya.
Itu ibarat memasukkan anak anjing pudel ke dalam ruangan berisi singa!

Alkitab mencatat, kemanapun Yesus pergi, roh jahat yang minggat.
Roh jahat takut pada Yesus.
Dan Yesus tinggal di dalam anda.
Kita harus ingat, kita punya keuntungan yg sangat tidak adil, enormous unfair advantage. Setan sudah kalah. Kita berperang melawan musuh yg sudah kalah.

Pernahkah di kitab Kisah Para Rasul diceritakan ttg para rasul melakukan pemetaan rohani, mengikat dan mengusir roh-roh jahat penguasa angkasa dari suatu kota yg akan mereka injili?
Atau pernahkah para rasul mengikat roh jahat dan mematahkan kutuk dari diri orang-orang yang mereka injili dan orang-orang percaya?

TIDAK kan?

Jadi bisa disimpulkan bhw 'ritual' yg sering dilakukan orang percaya hari ini mengenai peperangan rohani adalah doktrin buatan manusia.

Namun jika setan adalah musuh yg sudah kalah, mengapa Paulus bicara soal peperangan melawan penguasa udara di Ef 6:10-18?
Mengapa Yakobus dan Petrus bicara soal pentingnya melawan dia (Yak 4:7; 1 Petrus 5:8-9)?

Perhatikan apa yg Paulus katakan di Ef 6:11 :
"Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya KAMU DAPAT BERTAHAN MELAWAN TIPU MUSLIHAT iblis".

Ini sifat dasar peperangan kita : adanya TIPU MUSLIHAT.
Satu-satunya senjata iblis adalah PENIPUAN/TIPU DAYA/TIPU MUSLIHAT.
Contoh :
• penghakiman, yg adalah kebohongan bahwa kita bersalah, padahal Allah sendiri bilang kita ini orang benar (2 Kor 5:21).
• godaan, yg adalah kebohongan bahwa dengan melakukan dosa (tunduk pada dosa) hidup kita akan bahagia. Padahal kebahagiaan sejati kita hanya ada pada Yesus Kristus.

Iblis memang tidak bisa mengutuk, merasuki atau mengganggu kita secara fisik, tapi ia tetaplah bapa segala dusta dan masih terus menggunakan satu2nya senjatanya itu utk menjatuhkan manusia. Ia masih punya roh-roh dusta yg berusaha menyesatkan org percaya dgn berbagai cara, spt meragukan Firman, merusak Firman lewat pengajar palsu dll.

Berita baiknya, Yesus meninggalkan kita di dunia bukannya tanpa kekuatan utk berurusan dengan tipuan iblis.
Paulus mendorong kita utk melakukan 3 hal ini :
1. "Hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasaNya (Ef 6:10).
Dengan kekuatan kita, kita tidak berdaya melawan musuh. Tapi dengan iman, kita punya akses ke gudang persenjataan (arsenal) Allah, yaitu kasih karuniaNya dan hikmatNya, yg dengannya kita melebihi seorang pemenang.

2. "Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah (Ef 6:11). Perhatikan bhw senjata kita adl senjata milik Allah. Senjata kedagingan tidak akan bertahan.
Ketika Daud menghadapi Goliat, ia tidak memakai baju perang Saul, yg adl gambaran senjata kedagingan.
Kita perlu senjata Allah.

3. "..supaya kamu bertahan (stand) melawan tipu muslihat iblis.. Sebab itunambillah seluruh perlengkapan senjata Allah... dan tetap berdiri (stand) sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu. Jadi berdirilah tegap (stand).." (Ef 6:11-14).

Kita tidak dipanggil utk mengalahkan setan.
Dia SUDAH kalah.
Paulus berulangkali mengatakan supaya kita STAND = BERDIRI TEGAP DALAM IMAN TERHADAP PEKERJAAN YESUS YG SUDAH SELESAI.

Fokus peperangan rohani hari ini adl pada perbuatan. Pemetaan rohani, mengikat roh jahat, melepas malaikat atas kota dll adalah peperangan berfokus pd perbuatan.
PERBUATAN MATI.
Apa itu perbuatan mati?
Melakukan dengan usaha sendiri apa yg Yesus sudah selesaikan.
Sia-sia.

PERLENGKAPAN SENJATA ALLAH
Paulus sedang dikurung di penjara saat ia menulis surat utk jemaat Efesus. Ia punya banyak waktu mengamati baju yg dikenakan tentara romawi yang mengawalnya, mendapat pewahyuan dari pengamatannya itu berupa analogi baju perang rohani kita.

Ada 6 bagian perlengkapan senjata Allah
Semua menutupi bagian depan.
Tidak ada pelindung bagian belakang.
Kenapa?
Karena kita TIDAK LARI dari musuh!
Musuh yang lari saat kita berdiri dan melawan dia.
"Tunduklah kepada Allah dan lawanlah iblis, maka ia AKAN LARI DARI PADAMU" (Yak 4:7).
Sama spt ia lari dari Yesus di padang gurun, demikian ia lari dari org percaya yg berdiri melawan dia.

1. Ikat pinggang kebenaran (The Belt of Truth).
Tujuan pemakaian ikat pinggang oleh tentara romawi adl utk menyelipkan jubahnya dan membuat jubah itu dibawah kendali sehingga tidak menghalanginya ketika berperang. Jika tidak diikat, pakaian luarnya akan berkibar atau membuat pedangnya terlilit.

Ingat, satu-satunya senjata iblis adl tipu daya.

Dengan Firman sbg pengikat, kita dapat mengekang setiap pikiran membingungkan yg iblis coba taburkan; dan membarui pikiran kita dgn kebenaran.
Petrus juga mendorong kita "..siapkan (ikatlah) akal budimu" (1 Petrus 1:13).

2. Baju zirah kebenaran (The Breastplate of Righteousness).
Tentara romawi memakai baju zirah dari leher sampai atas paha, melindungi anggota vital tubuh, khususnya hati (heart).
Baju zirah secara spesifik disediakan Allah utk berurusan dgn penghukuman/pendakwaan di hati kita.

Nama setan sendiri berarti 'sang pendakwa', hasatan (Wahyu 12:10). Itu memang naturnya, itulah siapa dia. Sebelum ia bisa mencuri, membunuh dan membinasakan, ia akan mendakwa org percaya.

Bgmn caranya melawan dakwaan iblis?
• BUKAN dengan kebenaran kita sndiri (Yes 64:6).
• Berdiri dalam kebenaran Allah yg sempurna yg sudah disediakanNya.

Lawan penghukuman dengan pembenaran.
Kita adalah orang yang dibenarkan Allah, utk8 selamanya.
"Siapa yang dapat menggugat/mendakwa orang pilihan Allah?" (Rm 8:33-34)
"Sekarang TIDAK ADA penghukuman bagi orang yang ada dalam Kristus" (Rm 8:1).

3. Kasut Damai Sejahtera (The Shoes of Peace).
Kasut tentara romawi mirip dengan sandal dgn potongan kayu kecil di telapaknya, yg berguna mencengkram bumi di bawahnya.
Kasut ini menghindarkannya dari terpeleset, tergelincir dan jatuh di medan perang. Jika dia sampai jatuh, ia akan jadi target empuk lawan. Adalah keharusan ia tetap tegak berdiri saat berperang.

Kasut damai sejahtera adl lambang kasih karunia Tuhan yg memungkinkan kita tetap berdiri.

"Dalam kasih karunia ini kita BERDIRI dan bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah" (Rm 5:1-2).

Pembenaran kit membawa kita dalam posisi berdamai permanen dgn Allah.

Musuh akan berusaha membuat kita fokus pd diri sndiri. Jika kita terjebak melakukan ini, tak lama kita akan tergelincir dan jatuh.
Allah tidak mau kita bergantung pd sumber kita yg tak cukup.
Ia menyediakan kasih karuniaNya, yaitu kemampuanNya menggantikan ketidakmampuan kita.
Ia tak membiarkan kita dalam kekurangan, tapi mencukupkan kita dalam segala sesuatu.

Petrus berkata, "..ini adalah kasih karunia Allah. Berdirilah dengan teguh di dalamnya" (1 Petrus 5:12).

4. Perisai Iman (the Shield of Faith).
Di jaman PB, tentara yg sdg berperang saling menembakkan panah yg sudah direndam dalam cairan yg gampang terbakar, yg meledak jd nyala api saat mengenai sesuatu.
Tentara romawi punya perisai panjang yg bentuknya spt pintu kecil, yg melindungi sebagian besar tubuhnya. Perisai terbuat dari kayu yg dilapisi kulitnatau logam tipis, sehingga tahan api.
Ketika panah2 api beterbangan ke arahnya, tentara akan berlindung meringkuk di balik perisainya sambil terus maju ke depan.
Saat panah api mengenai perisai, panah akan padam.

Ada masa-masa dalam kehidupan orang Kristen dimana musuh melepaskan panah api terus menerus. Bisa berlangsung sehari, seminggu, sebulan, bahkan lebih lama lagi.
Kadang, panah api yg paling efektif adalah orang-orang! (Hahaha...)

Perisai iman memampukan kita 'menaruh' Allah di antara diri kita dan keadaan kita di masa sulit.
"IA adalah perisai bagi orang yang berlindung padaNya" (Ams 30:5).
Ia melindungi kita dari panah api yg ingin menjatuhkan kita.

5. Ketopong Keselamatan (The Helmet of Salvation)
Ada 2 jenis pedang yg dibawa seorang tentara romawi ke medan perang.
Satunya pendek spt belati, yg satunya panjang lebar yg dipegang spt pemukul bola kasti. Digunakan utk meremukkan kepala musuh utk membunuhnya.
Itulah mengapa seorang tentara tidak boleh lupa memakai ketopong/helm-nya.

Ketopong adl perlengkapan khusus melindungi kepala. Apa yg ada di kepala? Pikiran kita.

Salah satu taktik musuh adl menyeret kita ke lembah keputusasaan, lewat kekecewaan demi kekecewaan.
Yang kita butuhkan pd saat spt ini adalah PENGHARAPAN.
Allah menyediakannya dalam ketopong keselamatan.

Dalam 1 Tes 5:8, Paulus merujuk hal ini sbg ketopong pengharapan keselamatan' (the helmet of the hope of salvation).
Ada 3 kala waktu dalam keselamatan kita :
• Baju zirah kebenaran berurusan dgn pembenaran kita yg tjd di masa lalu : KITA SUDAH DIAMPUNI DAN DIBEBASKAN DARI PENALTI DOSA.
• Kasut damai sejahtera dan Perisai iman menyediakan kasih karunia dan membantu kita di MASA KINI.
• Ketopong Keselamatan menyediakan pengharapan yg berkenaan dgn MASA DEPAN kita.

Pengharapan kita bukanlah berharap atas sesuatu yg kita bisa terjadi bisa tidak.
Pengharapan kita adalah pengharapan pasti utk masa depan yg mulia (Yun : elpis = expectation of good; joyful and confident expectation of eternal salvation).

Saat kita mengenakan ketoping keselamatan, kita bisa memandang kesulitan masa kini dalam terang kemuliaan yg akan dinyatakan kpd kita (Rm 8:18).

6. Pedang Roh (The Sword of the Spirit)
"... pedang Roh, yaitu Firman Allah" (Ef 6:17).
Ada 2 kata dlm bhs Yunani utk menjelaskan Firman Allah :
▪'logos' : Firman Allah yg ditemukan dari Kejadian hingga Wahyu.
▪ rhema : Firman yg spesifik yang memiliki penerapan khusus utk situasi tertentu.
Itu adalah jawabanNya terhadap serangan musuh yg sedang kita hadapi saat itu.
Itulah 'pedang Roh' yg Allah sediakan.

Yesus menggunakan pedang Roh saat Ia dicobai di padang gurun.
Roh memberiNya ayat yg tepat utk melawan setiap serangan iblis dan Ia mengalahkannya dengan berkata, "Ada tertulis...".

Iblis mungkin punya kemampuan menabur pemikiran-pemikiran jahat ke dalam pikiran kita, tapi ia tak akan mengetahui bgmn kita menangani pemikiran itu sampai kita mengeluarkan respon.
Ia tidak maha tahu.
Allah yg maha tahu.
Itu sebabnya kita harus merespon dengan firman yg Roh Kudus berikan utk situasi kita.

Banyak org percaya tulus yg terus menerus hidup dalam kekalahan krn terus menerus memperkatakan kekalahan, keraguan, ketakutan dll.
Kuncinya adalah mengetahui apa yg Allah katakan dan bersepakat dengan Dia.
Sekalipun mungkin anda merasa lemah dan tak berdaya, tapi Alkitab berkata, "Baiklah orang yg tak berdaya berkata : "Aku ini pahlawan!"" (Yoel 3:10).

21 October, 2016

Salah makan obat

SALAH MAKAN 'OBAT' : BAHAYA MENCOMOT AYAT KELUAR KONTEKS

Dua orang pria pergi ke dokter. Yang satu adalah penderita kanker stadium lanjut dan membutuhkan pertolongan agar bertahan hidup. Yang kedua sehat walafiat dan pergi ke dokter untuk periksa kesehatan rutin. Sang dokter adalah dokter yang sempurna dan ia menuliskan resep yang tepat bagi masing-masing pasien.

Namun, si apoteker tak sengaja menyebabkan kedua resep tertukar sehingga kedua pria ini menerima resep yang keliru. Si pria pengidap kanker menerima multivitamin dan dipesankan agar rutin berolahraga tiap hari, sementara si pria sehat diberikan rujukan untuk menjalani kemoterapi dosis tinggi. Akibatnya, bisa ditebak, si pria sakit meninggal dunia karena hanya mendapat multivitamin sementara si pria sehat mengalami penderitaan yang tak perlu.

Dalam cerita ini, dokter yang sempurna melambangkan Yesus. Yesus memahami setiap orang dengan sempurna dan selalu meresepkan obat yang tepat bagi setiap yang membutuhkan.

Bagi orang tak percaya (orang berdosa) yang penuh kebenaran-diri obatnya adalah 'terapi' Taurat.
Alkitab katakan,

8... hukum Taurat itu baik kalau tepat digunakan,
9yakni dengan keinsafan bahwa hukum Taurat itu bukanlah bagi orang yang benar, melainkan bagi orang durhaka dan orang lalim, bagi orang fasik dan orang berdosa, bagi orang duniawi dan yang tak beragama, bagi pembunuh bapa dan pembunuh ibu, bagi pembunuh pada umumnya,
10bagi orang cabul dan pemburit, bagi penculik, bagi pendusta, bagi orang makan sumpah dan seterusnya segala sesuatu yang bertentangan dengan ajaran sehat 11yang berdasarkan Injil ... (1 Timotius 1:8-11 TB)

Tujuan Taurat adalah menghancurkan kesombongan kita, membungkam kebenaran-diri kita dan menyingkapkan kebutuhan kita akan seorang Juruselamat.
Ujungnya adalah membawa kita kepada Yesus (Galatia 3:24) sehingga kita bisa menerima anugerah kebenaranNya (Roma 5:17).

Taurat bukanlah untuk orang kudus yang 'sehat', yang sudah dibebaskan dari 'kanker' dosa.

Peraturan-peraturan ini, walaupun nampaknya penuh hikmat dengan ibadah buatan sendiri, seperti merendahkan diri, menyiksa diri, tidak ada gunanya selain untuk memuaskan hidup duniawi (Kolose 2:23 TB) dan membuat kita kembali ke bawah 'kuk perhambaan' (Galatia 5:1).

Sementara 'obat' yang tepat bagi orang kudus Allah adalah dosis menyehatkan kasih karunia Allah dengan latihan iman harian kepada Dia yang sanggup dan berkuasa menjaga supaya jangan kita tersandung dan yang membawa kita dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya (Yudas 1:24 TB).

Dalam cerita di atas, apoteker yang bingung itu menggambarkan para pengajar yang secara keliru memberikan kasih karunia kepada orang yang belum percaya dan penuh kebenaran-diri; sebaliknya memberikan  Taurat kepada orang percaya.
Hasilnya, keduanya jadi semakin buruk keadaannya.

Orang tak percaya akan merasa baik-baik saja - all is well - padahal sedang menuju kebinasaan.
Sementara orang percaya akan berpikir bahwa keselamatannya tergantung pada kemampuannya sendiri.
Bukannya berjalan dalam kemerdekaan yang Yesus bawa, ia malah terus tertuduh, merasa selalu kurang karena kegagalannya mencapai standar Yesus. Singkatnya, menderita.

Alkitab boleh dianggap sebagai gudang penyimpanan obat yang lengkap.
Seluruh Alkitab 'bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran' (2 Timotius 3:16 TB).
Tapi pengajar yang bingung membuat 'obat'nya tertukar tanpa sengaja, tanpa ada maksud jahat.

Saya contohkan 3 pasal dari surat Petrus yang kedua.

Di pasal 1 Petrus membicarakan pengampunan, kasih karunia dan kuasa yang asalnya dari Allah.

Di pasal 2 Petrus mengingatkan gereja mengenai nabi palsu dan guru palsu yang ada 'di antara kamu' (ayat 1).
Seperti apa orang-orang ini? Bagaimana jemaat mengenali mereka?
Kata Petrus mereka adalah orang-orang yang mengikuti jalan Bileam (ayat 15), hamba kebinasaan (ayat 19). Mereka sudah berkenalan dengan Jalan Kebenaran tapi membalikkan badannya (ayat 21) dan berada di bawah penghukuman (ayat 3).
Petrus jelas-jelas membedakan orang jahat ini dari orang saleh yang diselamatkan Tuhan dari pencobaan (ayat 9).

Di pasal 3 Petrus kembali membahas mengenai orang kudus dengan mengatakan 'Saudara-saudaraku yang terkasih' hingga 4x.

Jika pasal 2 penuh dengan kemarahan terhadap penyusupan orang jahat dalam posisi pemimpin gereja, pasal 3 berisi ajakan bernada kebapakan kepada para orang kudus.

BAHAYANYA DIMANA?
Masalah muncul saat 'apoteker' (yakni para pengajar, guru, bloggers) bingung membedakan 'saudara-saudaraku yang terkasih' dari pasal 3 dengan 'hamba kebinasaan' dari pasal 2.
Kata-kata keras dan menghakimi yang harusnya untuk orang jahat disampaikan kepada orang yang Yesus sebut sebagai 'orang benarKu'.
Bukannya diingatkan mengenai bahaya mendengarkan guru dan pengajar palsu; orang percaya malah diperlakukan seolah mereka yang 'palsu'.

Bukannya bersyukur pada Yesus yang telah melayakkan mereka, banyak orang Kristen pulang ke rumah dengan kondisi lebih buruk ketimbang saat mereka datang.

Seperti Petrus, Yudas juga dengan jelas menarik garis batas antara 'saudara-saudaraku yang terkasih' dengan  'orang-orang yang fasik, yang menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka, dan yang menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus' (Yudas 1:4 TB).

Lagi-lagi, di tangan pengajar yang bingung, peringatan Yudas kepada para orang kudus dipelintir menjadi doktrin usaha manusia.
Punch-line pengkhotbah 'bingung' memang memakai kata-kata Yudas tapi dengan pelintiran :
"Saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus supaya kamu jangan berakhir seperti orang fasik".

Lho?

Pesan Yudas adalah "Celakalah mereka" (ayat 11), bukan "Celakalah kamu".
Ucapan Yudas adalah bagi orang fasik, bukan bagi orang percaya yang sudah dibenarkan oleh Yesus.

Punch-line surat Yudas adalah jaminan paling jelas yang bisa dimiliki seorang percaya, bahwa dirinya dibenarkan, dikuduskan dan dijaga oleh Yesus :

24Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya,
25Allah yang esa, Juruselamat kita oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi Dia adalah kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa sebelum segala abad dan sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin.
(Yudas 1:24-25 TB)

[Paul Ellis : Whose Medicine are You Taking? The Danger of Taking Scripture Out of Context; 4 February 2010]

http://escapetoreality.org/2010/02/04/whose-medicine-are-you-taking/

20 October, 2016

Perkenanan

PERKENANAN TERLAHIR DARI SEBUAH HUBUNGAN.

Perkenanan Tuhan mungkin merupakan salah satu topik yang sering disalahpahami di kalangan orang Kristen saat ini.
Itulah sebabnya dalam beberapa minggu selanjutnya saya akan membahasnya dalam blog ini.
Sekarang, mari kita lihat beberapa kebenaran dasar tentang perkenanan yang dapat membantu kita mengatasi kesalahpahaman umum yang terjadi.

Perkenanan (favor) adalah preferensi atau perasaan lebih suka terhadap seseorang, satu terhadap yang lain.
Sebuah bias yang disengaja.
Kelebihan yang diberikan demi manfaat seseorang.
Inilah bukti bahwa kita dipandang dengan cara tertentu oleh seseorang yang menghargai dan menerima kita.
Diberi perkenanan sama artinya dengan menjadi istimewa dan sangat diperhatikan.
Kita mendapatkan perkenanan karena kita sangat dicintai – menjadi favorit.

Sungguh sebuah daftar syarat yang berat!
Tak heran banyak orang percaya tidak yakin mereka cukup layak menerima perkenanan.

KUNCI PERTAMA MENUJU PERKENANAN ADALAH BAGAIMANA BAPA MEMANDANG KITA DI DALAM KRISTUS.

Kita mendapatkan perkenanan BUKAN karena siapa kita, tetapi karena SIAPA YESUS … di DALAM KITA!
Perkenanan yang didapat-Nya sekarang adalah juga milik kita, karena Dia ada DI DALAM KITA.

Semuanya diawali dengan -saat kita bertumbuh dan mempelajari identitas sejati kita di dalam YESUS- kita menjadi ahli waris bersama KRISTUS [joint-heir with CHRIST] (Roma 8:17).
Kendati kita berulang kali membuat kesalahan dan terus bertumbuh dalam integritas kita, kita berbagi perkenanan dengan KRISTUS, di dalam KRISTUS, melalui KRISTUS (1 Korintus 8:6).
Perkenanan adalah hal yang konstan, merupakan bagian yang tidak akan berubah dalam hubungan kita dengan BAPA di dalam KRISTUS oleh ROH KUDUS.

Kehadiran YESUS di dalam kita menjamin dan mengamankan semua perkenanan atas kita di hadapan BAPA.

KUNCI KEDUA KEPADA PERKENANAN ADALAH KITA DIBERI PERKENANAN BUKAN KARENA KINERJA/KEBAIKAN KITA, TETAPI KARENA KEBERADAAN KITA DI DALAM KRISTUS.

Kita menerima perkenanan karena hubungan BAPA dengan KRISTUS yang ada di dalam kita, kemudian karena hubungan-Nya dengan kita dalam KRISTUS.
Porsi ganda berkat utama!

"Jadi siapa yang ada di dalam KRISTUS, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang" (2 Korintus 5:17).

Sejalan dengan pertumbuhan kita sebagai ciptaan baru, kita mengambil bagian dalam segenap perkenanan yang YESUS sudah miliki secara penuh.
Kita berkembang dari ahli waris (joint-heir) kanak-kanak menjadi pewaris (heir) BAPA yang telah sepenuhnya dewasa.
Artinya ketika kita masih berada dalam tahap menjadi anak kesayangan saat kita belajar sesuatu yang baru, perkenanan atas kita sebagai ahli waris (joint-heir) sama kuat dan kayanya.

BAPA mengasihi kita seperti Ia mengasihi YESUS dan menginginkan sebuah hubungan yang sama dengan kita seperti yang Ia miliki bersama YESUS.
Posisi sebagai anak yang dikasihi [loving sonship] berakar pada PERKENANAN (Yohanes 17:6-10).
Sorga memiliki hak kepemilikan atas kita!
"Mereka itu milik-Mu [kita adalah milik BAPA] dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku [kita adalah milik YESUS]."

Semua orang yang diberikan BAPA kepada YESUS adalah juga milik BAPA.
Segala sesuatu yang menjadi milik YESUS adalah juga milik BAPA! (Yohanes 17:9-10).

Segala sesuatu yang telah BAPA berikan kepada YESUS sekarang secara otomatis juga menjadi bagian hubungan kita.
Sebagaimana kita ditempatkan dalam KRISTUS sebagai karya ROH KUDUS (Yohanes 16:13-15), demikian pula kita bertumbuh dalam perkenanan dan kebenaran.

PERKENANAN ADALAH SEBUAH HUBUNGAN!
PERKENANAN ADALAH BAGIAN VITAL GAYA HIDUP KITA BERJALAN BERSAMA BAPA DALAM KRISTUS.

Sumber segala perkenanan berakar dalam Yohanes 14:20:
"Aku di dalam BAPA-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu."

Perkenanan bukanlah upah, tetapi hubungan antara BAPA dan ANAK … dan sekarang kita termasuk di dalamnya.

"Seperti BAPA telah mengasihi Aku, demikianlah Aku telah mengasihi kamu; tinggallah [belajarlah untuk tetap dan berdiam] di dalam kasih-KU itu" (Yohanes 15:9).

Sebagaimana kasih BAPA kepada YESUS, demikianlah kasih-Nya kepada kita.
Ia menempatkan KRISTUS di dalam kita dan kita di dalam KRISTUS sehingga Ia dapat menikmati hubungan dengan kita sebagaimana Ia menikmati hubungan-Nya dengan YESUS!

Kita "terbungkus" dalam "bungkusan ganda" hadirat.
Perkenanan adalah pelindung kita dari segala keraguan, ketakutan, ketidakpercayaan, rasa minder dan ketidaklayakan.

Intisari perkenanan adalah juga sifat penting Injil.
Yaitu, segala sesuatu yang bisa membuat kita tidak layak menerima perkenanan -mendiskualifikasi kita- sudah mati, telah ditiadakan di dalam KRISTUS (Kolose 3:3).
Kita telah mati bagi dosa dan kamu hidup bagi BAPA dalam KRISTUS YESUS (lihat Roma 6:11).

PERKENANAN ATAS KITA TIDAK BERUBAH KARENA ITU ADALAH MILIK KRISTUS YANG ADA DI DALAM KITA DAN MENJADI HAK KITA DALAM HUBUNGAN KITA DENGAN BAPA KARENA KITA ADA DI DALAM KRISTUS.

Perkenanan terikat dengan posisi kita sebagai ciptaan baru (KRISTUS di dalam kita), bukan dengan yang lama. Artinya, karena manusia lama kita sudah mati dalam KRISTUS, BAPA bisa berhubungan dengan manusia baru yang dibangkitkan dalam KRISTUS (Roma 6:4-8).

Sorga terpikat kepada YESUS yang ada di dalam kita.
Yang membuat Injil menjadi kabar sukacita besar adalah kita terhitung di dalam hidup kebangkitan-Nya.
Dialah warisan kita.

BAPA menempatkan kita dalam tempat paling istimewa … "KRISTUS ada di di dalam kamu - CHRIST in you, KRISTUS yang adalah pengharapan akan kemuliaan!" (Kolose 1:27)

PERKENANAN ADALAH TEMPAT BERLINDUNG KITA DALAM DIRI BAPA.
PERKENANAN MEMBERIKAN KEPADA KITA PENGHIBURAN YANG KUAT DAN TEGUH.

Perkenanan yang kita miliki melekat pada hubungan BAPA dengan YESUS.
Ia menganugerahkan kepada kita janji dan gaya hidup yang sama di dalam KRISTUS (2 Petrus 1:2-4).

Setiap janji dirancang agar kita mengalami Dia bertindak dalam hubungan-Nya dengan kita.
Janji-janji itu mengangkat kita hingga kita menyadari isi hati BAPA terhadap kita.
Perkenanan yang kita miliki dalam KRISTUS membuat janji-janji itu meningkat dari potensi menjadi realisasi/kenyataan.

Perkenanan memampukan kita untuk menghidupi sorga di bumi dalam apapun keadaan dan kondisi kita.
Kita tahu, lewat perkenanan, apa artinya dimampukan, apa artinya didudukkan bersama KRISTUS di sorga (Efesus 2:6). Perkenanan dalam Firman Tuhan membawa kita ke tempat yang lebih tinggi daripada keadaan kita.

Saat kita mempraktikkan hubungan kita di dalam YESUS, Sang Firman Hidup, perkenanan yang kita alami semakin besar dan semakin meningkat karena Dia yang ada di dalam kita.

Kita tidak mungkin menyadari kehadiran YESUS di dalam kita tanpa juga menyadari dan merespon perkenanan yang melekat bersama-Nya di dalam kita.

GRACE TO YOU.
JKB Jaringan Kabar Baik +6287821969633.
(Source: Graham Cooke "Favor is Birthed in Relationship", Sender by Sugiono Sutedjo).

Ibrani 6:4-6

IBRANI 6:4-6

Salah satu keuntungan mempercayai Injil kasih karunia adalah itu membuat cara pandang kita terhadap Alkitab berubah.
Anda jadi tahu bahwa Bapa tidak sedang menyiapkan 'umpan' kasih karunia untuk menarik anda mendekat lalu mengetok kepala anda dengan palu Taurat.
KasihNya abadi. Sepanjang masa.
Jika anda mengerti ini maka anda tidak akan takut saat membaca ayat seperti Ibrani 10:26 atau ayat ini,

"Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum." (Ibr 6:4-6).

Jika anda memandang dengan lensa 'Kekristenan berbasis perbuatan', ayat-ayat ini pasti membuat ngeri, karena kesannya keselamatan anda tergantung pada kelakuan anda.
Lakukan yang baik anda akan memperoleh yang baik.
Anda bikin salah, anda kehilangan keselamatan.

Lensa apa yang anda pakai menentukan apa yang anda lihat.
Jadi mari melihat ayat-ayat ini melalui lensa Yesus dan karya sempurnaNya.

Jadi siapa dan apa yang ayat tadi maksud?

Ada yang mengatakan ayat-ayat ini ditujukan bagi orang Kristen, orang-orang yang sudah menerima Roh Kudus.
Jika begitu, argumen yang dikemukakan (bahwa orang Kristen bisa kehilangan keselamatan) tidak masuk akal.
Jika mereka gagal maka tidak mungkin mereka diselamatkan lagi karena itu artinya Yesus harus datang dan mati lagi.
Nah, karena Yesus tidak mungkin mati lagi, maka tak mungkin bagi orang Kristen untuk kehilangan keselamatan.
Bukannya ancaman bagi keselamatan kekal anda, ayat-ayat ini justru mendukungnya.
Ya, saya tahu tidak semua orang sependapat dengan saya.

BERAPA KALI ANDA DILAHIRKAN KEMBALI?
Saya pernah mendengar seorang pengajar terkenal mengatakan bahwa jika anda diselamatkan oleh satu tindakan berdasarkan kehendak bebas anda, maka anda juga bisa kehilangan keselamatan oleh satu tindakan berdasarkan kehendak bebas anda.

Apakah anda lahir ke dunia sebagai tindakan berdasar kehendak bebas anda?
Tentu saja tidak.
Tapi bagaimana dengan kelahiran rohani?

"Tetapi semua orang yang menerima-Nya yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya, diberi-Nya HAK/KUASA (Yun : exousia, G1849) supaya menjadi anak-anak Allah; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah." (Yoh 1:12-13).

'Dilahirkan kembali' artinya dilahirkan dari atas, dari Allah.
Itu 100% karya Roh Kudus.
Anda mungkin berpikir anda datang pada Allah berdasarkan kehendak bebas anda, tapi coba renungkan sejenak apa yang sebenarnya terjadi.
Siapa yang menabur dan menyiram benih Injil dalam hidup anda? (Bukan anda)
Siapa yang menumbuhkan benih itu? (Bukan anda)
Siapa yang menyingkapkan selubung yang menutupi mata rohani anda sehingga anda bisa melihat semua hal sebagaimana adanya? (Bukan anda)
Lihat kan?
Anda tidak mungkin memanggil nama Allah jika bukan Dia yang awalnya memanggil anda.

Saya bukan mau bikin anda bingung.
Tapi intinya ini, "Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita" (Kol 2:13).
Anda itu mati.
Tapi sekarang hidup.
Semua karena Dia.

"Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru (Yun : kainos, G2537); yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. Dan semuanya ini dari Allah..."
(2 Kor 5:17-18a)

Bukan bagaimana anda diselamatkan yang penting. Yang penting anda sudah selamat.
Saat anda menerima anugerah keselamatan, anda menjadi ciptaan yang baru.
Jika anda jatuh, tak mungkin anda dilahirkan kembali karena anda SUDAH dilahirkan kembali.
Itu ibarat orang dewasa mencoba kembali ke rahim dan kembali memasuki dunia melalui jalan lahir.
Sebagaimana itu tidak mungkin terjadi secara natural, demikian pula itu tak mungkin terjadi secara rohani.
SEKALI ANDA LAHIR, ANDA SUDAH LAHIR.
DAN APA YANG SUDAH LAHIR, TAK MUNGKIN BATAL LAHIR.
It is impossible to be unborn!!

Mengatakan bahwa orang Kristen bisa kehilangan keselamatan - bahwa anda bisa membatalkan karya Allah melahirkan anda - sama saja dengan menuding Dia bikin kekeliruan.
Sementara Allah tidak pernah keliru.

Bisa saja anda bertingkah seperti ciptaan lama, ibarat kupu-kupu yang bertingkah seperti ulat.
Ketika anda lakukan itu, anda sedang mengingkari IDENTITAS SEJATI anda.
Kita sering bilang orang Kristen yang jatuh dalam dosa adalah orang yang murtad.
Sebenarnya lebih tepat disebut 'orang munafik'. Yaitu orang yang bertingkah berlawanan dengan identitas sejati mereka dalam Kristus.

"Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan [jadilah kudus = be holy], sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan." (Ibr 12:14).

Menjadi kudus BUKAN instruksi meningkatkan penampilan rohani, tapi nasehat supaya anda bertingkah SESUAI dengan identitas sejati anda.
Jadilah kudus, karena yang sebenarnya, anda kudus.

"Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus." (Ibr 10:10)

MAKAN ROTI HIDUP, JANGAN HANYA MENCICIPINYA
Ada juga yang mengatakan Ibr 6:4-6 ditujukan bagi orang tidak percaya. Yaitu orang-orang yang telah mencicipi tapi tidak memakan karunia surga. Mereka telah melihat terang tapi memilih kegelapan.
Mereka menerima Injil dengan sukacita tapi tampaknya benih itu tak pernah berakar dan tumbuh. Saat masalah datang mereka jatuh dan gagal.
Bagi saya inilah gambaran tentang Yudas.

Bersama para murid lain, Yudas terlibat dalam pelayanan supranatural dan orang-orang melihat dia mengusir setan dan menyembuhkan yang sakit (Mrk 6:13).
Dia (mungkin) bahkan bernubuat dalam nama Yesus.
Yudas merasakan dan mencicipi kebaikan Firman Allah  tapi menolaknya.
Saat ia keluar dari perjamuan kudus, ia membelakangi Yesus.
Artinya ia sedang mengatakan, "DarahMu dan TubuhMu tak cukup baik buatku". Yudas lebih memilih agama yang mati ketimbang kasih karunia Allah yang memberi hidup.

Ibrani 6:4-6 mengatakan bahwa tidak mungkin bagi orang seperti Yudas kembali dibawa untuk bertobat. Kenapa?
Karena mereka sudah mendengar kebenaran tapi menolaknya.
Mereka mengikuti jalur yang ditempuh Kain, mengikuti ajaran Bileam dan dalam bahaya berakhir seperti Korah.
Orang yang belum mendengar kabar baik ada kemungkinan akan menerimanya saat mereka mendengar.
Tapi siapa yang telah mendengar kabar baik tapi mengeraskan hati mereka terhadapnya, mereka benar-benar tersesat.

Hati yang keras adalah hal yang mematikan. Karena mencegah seseorang bertobat dan membuatnya tak bisa 'beristirahat' dan terus berada dalam rantai perbudakan perbuatan.

"Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya,  janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun" (Ibr 3:7-8).

Yudas telah mendengar suara Firman yang hidup tapi mengeraskan hatinya. Dia gelisah dan tertekan hingga pada titik melakukan tindakan bunuh diri. Dia tak pernah bertobat (mengubah pikirannya). Dia tak pernah memasuki tempat perhentian yang hanya bisa dimasuki melalui iman dalam Kristus.

HUJAN KEBENARAN
Dari) Ibrani 5 dan 6 kita belajar bahwa Yesus ditentukan Allah sebagai imam besar abadi menurut peraturan Melkisedek.
Bagi para pembaca Yahudi yang dibesarkan dalam pengajaran Taurat, ini adalah pengumuman yang luarbiasa : "Yesus, imam besar abadi, akan selama-lamanya menjadi pengantara dari suatu perjanjian kasih karunia yang baru dan superior, yang didasarkan pada sumpah Allah yang tak tergoyahkan".

Hanya ada 2 respon terhadap pengumuman ini :

"Sebab tanah yang menghisap air hujan yang sering turun ke atasnya, dan yang menghasilkan tumbuh-tumbuhan yang berguna bagi mereka yang mengerjakannya, menerima berkat dari Allah;  tetapi jikalau tanah itu menghasilkan semak duri dan rumput duri, tidaklah ia berguna dan sudah dekat pada kutuk, yang berakhir dengan pembakaran." (Ibr 6:7-8)

Seseorang bisa menerima berkat Allah yang turun tercurah seperti hujan, dan dengan begitu dia akan berbuah dan berguna.
Atau dia bisa menolak apa yang Allah sediakan dan menjadi tak berguna dan sudah dekat pada kutuk.

Kebenaran yang Allah berikan ibarat hujan.

"Hai langit, CURAHKANLAH KEBENARAN dari atas, dan baiklah awan-awan mencurahkannya! Baiklah bumi membukakan diri dan bertunaslah keselamatan, dan baiklah kebenaran tumbuh bersamanya! Akulah Tuhan yang menciptakan semuanya ini." (Yes 45:8).

Allah mencurahkan hujanNya atas semua manusia.
Yang bisa manusia lakukan adalah berespon.
Orang bisa membuka payung agamawi, seperti Yudas, dan bilang, "Makasih, aku gak butuh".
Atau orang bisa bilang, "Tercurahlah atas orang berdosa ini dan jadikanlah aku bersih".

Berita buruk perjanjian lama adalah tak seorangpun dinyatakan benar dengan mematuhi Taurat (Rm 3:20). Semua gagal.

Tapi, kabar baik perjanjian baru,
".. tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi,  yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus [dikaruniakan] bagi semua orang yang percaya." (Rm 3:21).

[Paul Ellis : Hebrew 6:4-6; February 28, 2012]

16 October, 2016

Keselamatan

KABAR BAIK...
Apakah keselamatan bisa hilang?
Sebelum menjawab pertanyaan diatas, beberapa hal yang perlu diketahui:

Keselamatan semata-mata karena KEBAIKAN Tuhan, bukan karena PERBUATAN maupun iman kita yang rapuh.
2Tim 1:9  Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, BUKAN berdasarkan PERBUATAN kita, melainkan berdasarkan maksud dan KASIH KARUNIA-NYA sendiri, yang TELAH dikaruniakan kepada kita dalam KRISTUS YESUS sebelum permulaan zaman
10  dan yang sekarang dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita YESUS KRISTUS, yang oleh Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan HIDUP yang TIDAK DAPAT BINASA.

Titus 3:5 pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, BUKAN karena PERBUATAN baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus,

1 Kor 12:3 Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorangpun yang berkata-kata oleh ROH TUHAN, dapat berkata: "terkutuklah YESUS!" dan tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: "YESUS adalah Tuhan", selain oleh ROH KUDUS. 

Pertanyaannya, kita selamat karena kebaikan-NYA bukan krn perbuatan kita, Bagaimana mungkin perbuatan kita dpt menghilangkan keselamatan?

BAPA lebih besar dari siapapun.
TUHAN sumber keselamatan dan tidak ada yang dapat merebut orang percaya dari tangan TUHAN.

Yoh 10:27  Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,
28  dan Aku MEMBERIKAN HIDUP yang KEKAL kepada mereka dan mereka PASTI TIDAK akan BINASA sampai SELAMA-LAMANYA dan seorangpun TIDAK akan MEREBUT mereka dari tangan-Ku.
29  BAPA-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun TIDAK dapat MEREBUT mereka dari tangan BAPA.
30  Aku dan BAPA adalah satu."

Pertanyaan: siapakah yang bisa merebut dari tangan Tuhan?
Jawabannya: TIDAK ADA!

Karena kita diselamatkan oleh KASIH KARUNIA-NYA, BUKAN karena PERBUATAN kita.
Efesus 2:8  Sebab karena KASIH KARUNIA kamu DISELAMATKAN oleh IMAN; itu BUKAN HASIL USAHAMU, tetapi PEMBERIAN TUHAN,
9  itu BUKAN HASIL PEKERJAANMU: jangan ada orang yang memegahkan diri.

Pertanyaan: jika selamat karena KASIH KARUNIA melalui IMAN, BUKAN karena PERBUATAN, bagaimana mungkin perbuatan menggagalkan kasih karunia Tuhan?

ROH KUDUS tinggal di dalam orang percaya sampai SELAMA-LAMANYA.
Yohanes 14:16-17 Aku akan meminta kepada BAPA, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang PENOLONG yang lain, supaya Ia menyertai kamu SELAMA-LAMANYA, yaitu ROH KEBENARAN.
Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan DIAM di DALAM kamu.

Ef 1:13  Di dalam Dia kamu juga — karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu — di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, DIMETERAIKAN dengan ROH KUDUS, yang dijanjikan-Nya itu.

2Kor 1: 21  Sebab Dia yang telah meneguhkan kami bersama-sama dengan kamu di dalam KRISTUS, adalah TUHAN yang telah mengurapi,
22  MEMETERAIKAN tanda MILIK-NYA atas kita dan yang memberikan ROH KUDUS di dalam hati kita sebagai JAMINAN dari semua yang telah disediakan untuk kita.

Pertanyaan: Roh Kudus tinggal di dalam kita untuk SELAMA-LAMANYA, MEMETERAIKAN dan menjadi JAMINAN. Bagaimana mungkin perbuatan menggagalkan meterai ROH KUDUS?

Kita adalah anak-anak TUHAN.
Yoh 1:12  Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak TUHAN, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;
Gal 3:26  Sebab kamu semua adalah anak-anak TUHAN karena iman di dalam YESUS KRISTUS.
Ef 1:5  Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh YESUS KRISTUS untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya,
1Yoh 3:1  Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan BAPA kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak TUHAN, dan memang kita adalah anak-anak TUHAN. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.
Galatia 4:6 (TB)  Dan karena kamu adalah anak, maka TUHAN telah menyuruh ROH ANAK-NYA ke dalam hati kita, yang berseru: "ya ABBA, ya BAPA!"

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah seorang BAPA akan membiarkan anak-Nya celaka / binasa?
Bila tidak, bagaimana mungkin kita percaya bahwa BAPA di sorga akan membiarkan anak-Nya celaka.
SEKALI ANAK, TETAP ANAK.

TUHAN-lah yang Maha besar yang bekerja, menguatkan, meneguhkan dan mengokohkan.
Roma 8:28,31-32,35,38,39
28  kita tahu sekarang, bahwa TUHAN turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana TUHAN.
31 Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu?
Jika TUHAN di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?
32  Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan SEGALA SESUATU kepada kita bersama-sama dengan Dia?
35  Siapakah yang akan MEMISAHKAN kita dari kasih KRISTUS?
Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?
38  sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang,
39  atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, TIDAK akan DAPAT MEMISAHKAN kita dari kasih BAPA, yang ada dalam KRISTUS YESUS, Tuhan kita.

1 Pet 5:10
dan TUHAN, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam KRISTUS kepada kemuliaan-nya yang KEKAL, akan MELENGKAPI, MENEGUHKAN, MENGUATKAN dan MENGOKOHKAN kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya.

Pertanyaan: adakah yang dapat menggagalkan pekerjaan TUHAN yang Maha besar? TIDAK ADA.

Kesetiaan Tuhan TIDAK tergantung pada PERBUATAN kita.
2 Tim 2:13 Jika kita tidak setia, DIA TETAP SETIA, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya
Ibrani 13:5b "Aku sekali-kali TIDAK akan MEMBIARKAN engkau dan Aku sekali-kali TIDAK akan MENINGGALKAN engkau."

Pertanyaan: bila kesetiaan Tuhan TIDAK tergantung pada PERBUATAN kita, bagaimana mungkin perbuatan kita bisa menggagalkan kesetiaan-NYA?

ROH KUDUS menjadi JAMINAN.
Efesus 1:14 (TB)  Dan ROH KUDUS itu adalah JAMINAN bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu PENEBUSAN yang menjadikan kita MILIK TUHAN, untuk memuji kemuliaan-Nya.

2 Korintus 1:21-22 (TB)
21 Sebab Dia yang telah meneguhkan kami bersama-sama dengan kamu di dalam KRISTUS, adalah TUHAN yang telah mengurapi,
22 MEMETERAIKAN tanda MILIK-NYA atas kita dan yang memberikan ROH KUDUS di dalam hati kita sebagai JAMINAN dari semua yang telah disediakan untuk kita.

Sekali selamat, tetap selamat DI DALAM KRISTUS YESUS.

HALELUYAH!
GRACE TO YOU.
JKB Jaringan Kabar Baik +6287821969633.
(Source by Unknow, Revised by Sugiono Sutedjo).

09 October, 2016

Grace

3 FAKTA MENGAGUMKAN TENTANG KASIH KARUNIA
Oleh Steve Edwards

Ada 3 fakta luar biasa yang harus kita tahu tentang kasih karunia TUHAN.

1. TAK ADA KETAKUTAN
Apakah anda pikir TUHAN ingin hidup dalam ketakutan?

Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.
1 Yohanes 4:18

Bagaimana kita dibuat sempurna dalam kasih?
Kita sempurna di dalam kasih saat kita tak punya ketakutan.

Saat kita tahu keselamatan kita terjamin...

Saat kita tahu dan mengerti betapa lebar dan panjang dan tinggi dan dalamnya kasih Kristus...

Saat kita mengerti bahwa tak ada yang bisa memisahkan kita dari kasih TUHAN...

Saat kita menyadari kita tak bisa membatasi kasih karunia TUHAN sebagaimana kita tak mampu menetapkan dimana batas kekekalan...

Saat kita mengerti sekarang tidak ada penghukuman bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus...

Dan saat kita yakin bahwa kita sama sekali tidak akan pernah dihukum atas dosa kita...

2. UBAH PIKIRAN ANDA!
Pertanyaan yang selalu ditanyakan oleh orang yang menentang 'hypergrace' adalah tentang pertobatan. Mereka menyimpulkan bahwa pengajar 'hypergrace' menentang pertobatan.
Tidak benar!
Kami para pengajar 'hypergrace' TIDAK menentang pertobatan.
Tetapi pertobatan yang dimaksudkan orang-orang secara umum adalah pengertian yang salah kaprah.
Kata di Alkitab untuk pertobatan adalah 'metanoia' yang berarti 'ubah pikiran anda'.
Pertobatan yang alkitabiah adalah mengubah pikiran anda tentang kasih karunia TUHAN.

Martin Luther mengatakan demikian,
"Metanoia menyangkut perubahan pikiran dan hati - bukan sekedar sebuah perubahan hati tapi bagaimana hati itu berubah, yaitu dengan kasih karunia TUHAN"

Sebuah artikel dalam situs Metanoia Ministries mengatakan :
"Pertobatan berarti berubah pikiran. Secara khusus - berubah pikiran tentang Kristus"

Paulus juga pernah mengatakan hal serupa. Dalam suratnya kepada gereja Filipi yang masih 'bayi' ia bilang dirinya adalah Farisi 'sempurna'. Dia mematuhi semua hukum. Dia sempurna secara legalistik.

4Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi:
5disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi,
6tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.
Filipi 3:4-6 TB

Ini membawa kita pada hal ke...

3. MELAKUKAN TAURAT ITU ADALAH 'SAMPAH'
Saat Paulus menemukan bahwa dia benar oleh iman, dia menyebut ketaatannya pada Taurat adalah 'sampah'.

7Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap RUGI karena Kristus. 8Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya SAMPAH, supaya aku memperoleh Kristus,
9dan berada dalam Dia BUKAN DENGAN KEBENARANKU SENDIRI karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan KEBENARAN KARENA IMAN DARI KRISTUS, yaitu kebenaran yang TUHAN ANUGERAHKAN berdasarkan kepercayaan.
Filipi 3:7-9 TB

Paulus mengubah pikirannya mengenai kebenarannya yang legalistik. Sebelumnya ia pikir kebenaran yang diperolehnya dari usaha sendiri sudah sempurna.
Tapi kemudian ia menganggap semua itu 'sampah' dibandingkan dengan kebenaran karena iman yang dianugerahkan TUHAN.

Inilah pewahyuan kasih karunia yang Paulus terima.

Dia sadar tak ada yang bisa ditambahkan kepada kebenaran yang sudah TUHAN berikan - sebagai hadiah.

Kita juga, seperti Paulus, harus mengubah pikiran kita mengenai kemampuan kita menjadi sempurna.

Kita harus bergantung sepenuhnya pada Kristus dan kasih karuniaNya.

Jika kita pikir bisa diterima di hadapan TUHAN karena berlaku baik dan berhenti berdosa, berarti kita percaya pada kemampuan sendiri ketimbang apa yang pada karya salib Kristus.

Tapi jika mengubah pikiran kita, mengakui ketidakmampuan kita menyelamatkan diri sendiri dan bergantung sepenuhnya pada kasih karunia, kita sepenuhnya merdeka.

Kristus telah memerdekakan kita, supaya kita sungguh-sungguh merdeka.
Galatia 5:1 TB

Jika kita pikir 'bangku' kita di surga tergantung pada perilaku baik kita sendiri, kita telah kehilangan fokus dari Injil.

Kita tak akan bisa mendapatkan atau mempertahankan posisi kita di surga.
Tapi syukur pada TUHAN!
Dia mengasihi kita dan telah menyelamatkan kita untuk selamanya bersama Dia.

Haleluyah!

3 AMAZING FACTS ABOUT GOD'S GRACE, 1 August 2015