06 November, 2016

Puasa under grace bag 1

SEPERTI APA BERPUASA DI BAWAH KASIH KARUNIA? DAN APAKAH ANDA PERLU MELAKUKANNYA? (1/2)

Berpuasa adalah disiplin rohani yang populer di lingkungan orang Kristen. Saya sendiri adalah seorang pelaku puasa yang fanatik dan penuh semangat. Namun lebih sering karena motivasi yang salah. Sejak saya mengerti realita karya salib yang sudah tuntas dan sempurna, alias kasih karunia, apa yang saya percayai tentang puasa berubah secara dramatis.

Dulu saya percaya berpuasa itu diperlukan supaya kita semakin serupa Kristus dan supaya kita bisa semakin cepat mengubah dunia, karena berpuasa saya anggap akan mendatangkan kebangunan rohani (revival), membuat kuasa Allah mendobrak setiap keluarga dan bangsa, sehingga mereka diselamatkan, dipulihkan dan dilepaskan.

Saya sering melewatkan jam makan, berdoa sungguh-sungguh di ruang doa saya, memohon Allah menurunkan kebangunan rohani, mengharapkan Dia melakukan hal-hal yang Dia suruh saya lakukan. Saya hampir-hampir tak melihat adanya manifestasi supernatural sebanyak apapun saya berpuasa, memohon sambil memukuli dinding dan berseru-seru meminta kebangunan rohani.

Namun setelah kepercayaan saya berubah, tidak saja saya merasakan damai sejahtera, sukacita dan kemerdekaan, saya juga menyaksikan Allah bekerja secara supernatural melalui saya dan membawa kebangunan rohani kemanapun saya pergi! Sayalah kebangunan itu, untuk 'membangunkan' yang lain.

Albert Einstein pernah mengatakan kegilaan adalah melakukan hal yang sama lagi dan lagi tapi mengharapkan hasil yang berbeda. Jika anda tidak melihat hasil yang Allah katakan akan anda dapatkan sebagai orang percaya, berarti anda sedang memercayai sesuatu yang salah! Hanya kepercayaan yang benar yang akan membawa hasil yang benar!

Saya tidak memiliki semua jawaban, tapi saya ingin membagikan beberapa pemikiran tentang seperti apa berpuasa di bawah kasih karunia dan apakah anda harus melakukannya.

APA YANG TIDAK BISA DICAPAI DENGAN BERPUASA
Saya akan membagikan hal-hal yang tidak bisa dicapai dengan berpuasa, untuk mematahkan kepercayaaan agamawi yang salah. Karena apa yang telah dicapai Kristus bagi anda:

• Berpuasa tidak membuat anda lebih benar, lebih diterima atau lebih menyukakan hati Allah

• Berpuasa tidak membuat anda semakin serupa Yesus, semakin rohani atau semakin kudus

• Berpuasa tidak membuat anda semakin dekat dengan Allah (anda sudah menjadi satu dengan Dia)

• Berpuasa tidak membuat anda jadi bersih, jadi 'lurus' dan siap menerima sesuatu dari Allah

• Berpuasa tidak membuat anda 'masuk lebih dalam' hadirat Allah (Dia sudah 'masuk' ke dalam anda)

• Berpuasa tidak membuat anda semakin kuat berpegangan dengan Allah (Dia yang memegang anda)

• Berpuasa tidak membuat Allah tersenyum dan mau bersekutu dengan anda

• Berpuasa tidak membuat Allah melepaskan lebih banyak kasih, kuasa, berkat atau pengurapan

• Berpuasa tidak membuat Allah makin berkenan kepada anda dan memberi anda lebih banyak iman dan kekayaan

• Berpuasa tidak membuat Allah bergerak dan (akhirnya) melakukan sesuatu bagi anda

• Berpuasa tidak membuat Allah (akhirnya) memperhatikan anda dan mendengarkan permintaan anda

• Berpuasa tidak membuat Allah menjawab doa-doa anda

• Berpuasa tidak membuat Allah lebih sering 'hadir' dalam ibadah atau pertemuan doa atau dalam doa-doa pribadi anda

• Berpuasa tidak menyebabkan kemenangan rohani dan fisik, atau juga tidak menyebabkan terjadinya terobosan (hanya iman yang bisa)

• Berpuasa tidak mengubah pikiran Allah untuk akhirnya bertindak dan melakukan sesuatu

Jika anda pikir berpuasa bisa mencapai hal-hal ini, itu artinya kepercayaan anda tidak terletak pada Kristus dan karya-Nya yang sempurna.

ALLAH BERKENAN PADA PERSEMBAHAN KRISTUS
Allah tidak berkenan pada persembahan anda -termasuk berpuasa- jika anda melakukannya dengan alasan supaya menjadi lebih baik, supaya anda benar di hadapan Allah atau supaya Allah melakukan sesuatu.

"Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya" (Ibrani 10:8)

Allah tidak ingin anda bersimpuh di kaki-Nya memohon-mohon, "Ya Allah aku akan lakukan ini dan itu. Aku akan berhenti makan coklat dan melakukan puasa Daniel, karena persembahanku akan membuat aku semakin dekat kepada-Mu dan mendatangkan kebangunan rohani." Itu anti-Injil.

Allah sedikitpun tidak tertarik pada "persembahan" anda dan seberapa besar anda berkorban bagi Dia, karena yang membuat-Nya tertarik hanyalah persembahan Yesus dan betapa besar yang Dia korbankan bagi anda.

Mungkin anda bertanya mengapa Allah tidak berkenan pada persembahan anda. Itu mungkin karena anda tidak 'puas' dengan persembahan-Nya!

Karena Yesus adalah persembahan yang sempurna, anda tak perlu membuktikan keberhargaan anda agar Dia memberkati anda. Setiap berkat, entah itu keselamatan, kesehatan, kelepasan, penyediaan; semuanya datang kepada kita oleh hanya kasih karunia saja. Merasa harus 'bekerja' atau melakukan sesuatu untuk mendapatkan berkat Allah adalah seperti mencoba membeli sesuatu yang tidak dijual.

Tanpa membayar apapun, anda sudah dijadikan sempurna, tidak bercacat cela, diberkati, kudus, seperti Kristus, menjadi satu dengan Allah dan adalah kebangunan rohani itu sendiri.

Tanpa membayar apapun, anda sudah menerima kasih, kuasa, pengurapan, kemenangan, perkenanan, iman, kehormatan, kekayaan dan terobosan. Semua oleh kasih karunia. Dan kasih karunia itu cuma-cuma. Anda tidak perlu membayar ataupun mengorbankan apapun untuk mendapatkannya. Yesus sudah membayar semuanya!

Dengan kata lain, anda TIDAK BISA meraih tujuan yang sifatnya rohani dengan berpantang dari kesenangan jasmani.

Saya tidak menyangkal manfaat berpantang. Tapi poin yang ingin saya tekankan adalah berpantang makan stik yang empuk atau cheseeburger tidak membuat anda lebih kudus atau lebih dekat kepada Allah. Anda tak bisa membuat diri anda lebih benar, atau lebih menyenangkan Allah. Yesus sudah melakukan semuanya!

BERPUASA DI BAWAH PERJANJIAN YANG LAMA (Old Covenant)
Di bawah perjanjian yang lama, orang Israel dituntut berpuasa sekali dalam setahun. Yaitu pada hari raya Pendamaian (the Day of Atonement). Orang Israel akan berpuasa dengan memakai kain kabung dan abu untuk menunjukkan pertobatan yang sungguh-sungguh. Karena dosa kita sudah seluruhnya diampuni di salib, kita tidak perlu lagi berpuasa untuk tujuan ini. Sebaliknya, kita bersukacita atas Anak Domba yang telah disembelih demi pendamaian seluruh dosa dunia.

Ada orang yang menafsirkan Yesaya 58 adalah jenis puasa yang menyenangkan Allah di bawah perjanjian yang baru. Tetapi konteksnya menunjukkan bahwa pasal ini ditujukan kepada orang Israel yang ada di bawah perjanjian yang lama.

Ayat 1 menulis, TUHAN berkata, "Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka! 

Dan pada dua ayat terakhir tertulis: TUHAN berkata, "Jika engkau memperlakukan Sabat sebagai hari kudus dan tidak melakukan urusanmu pada hari itu; apabila engkau menghargai hari Sabat-Ku dan menghormatinya dengan tidak melakukan perjalanan, bekerja atau berkata omong kosong, maka engkau akan menemukan kesenangan karena melayani Aku. Aku akan membuat engkau dihormati di seluruh bumi, dan engkau akan menikmati tanah yang Kuberikan kepada bapa luluhurmu, Yakub. Aku, TUHAN lah yang mengatakannya" (Yesaya 58:13-14 Good News Bible).

Walaupun beberapa prinsip yang disebutkan di Yesaya 58 adalah hal yang baik, seperti di ayat 6-7 "membuka rantai kelaliman dan mematahkan kuk ketidakadilan, membebaskan yang tertawan, memecah-mecah roti bagi orang yang lapar, memberi pakaian, dst," namun tampak jelas bahwa berkat Allah dalam pasal ini tergantung kepada kemampuan Israel untuk menaati Taurat. Tetapi di bawah perjanjian yang baru, berkat Allah tidak tergantung kepada kemampuan anda menaati Taurat. YESUS SUDAH MENAATI DAN MENGGENAPI SEMUANYA.

BAGAIMANA DENGAN PUASA DI LUKAS 5:35?
Jika berpuasa tidak membuat kita menjadi kita (identitas) yang sesungguhnya dan tidak membuat kita diberkati, lalu untuk apa kita berpuasa? Memang anda tidak perlu! Berpuasa tidak pernah dianjurkan bagi orang percaya dalam kitab Perjanjian Baru.

Saat kita melihat kata-kata Yesus dalam Injil tentang hal berpuasa, kita harus mengingat baik-baik bahwa pada saat itu Yesus adalah seseorang yang berada di bawah Taurat kepada orang-orang yang juga berada di bawah Taurat.

Sesaat setelah Yesus berbicara tentang berpuasa "saat mempelai diambil dari mereka", Ia mengubah subyek pembicaraan dari berpuasa kepada perumpamaan kantong anggur lama dan baru, yang memberi kita petunjuk tentang konteks pembicaraan yaitu bahwa kasih karunia tidak bisa bercampur dengan Taurat. Yesus sedang memperkenalkan suatu perjanjian baru kasih karunia yang akan ditegakkan-Nya dengan darah-Nya sendiri di salib.

Setelah salib, bukan lagi melakukan puasa tahunan yang diwajibkan, umat Allah kini menikmati perjamuan setiap hari merayakan karya Yesus yang sempurna di salib. Puasa digantikan oleh perjamuan, perkabungan digantikan oleh tarian-tarian, dukacita digantikan oleh sukacita, abu digantikan oleh perhiasan kepala, keputusasaan digantikan oleh nyanyian puji-pujian.

Pasti ada yang bertanya, "Bagaimana dengan kata-kata Yesus bahwa apabila mempelai itu diambil dari para murid, pada waktu itulah mereka akan berpuasa?"

Karena murid-murid Yesus mengadakan perjamuan, bukannya berpuasa, orang-orang Farisi mengajukan komplain kepada Yesus, "Murid-murid Yohanes biasa berpuasa dan berdoa, demikian juga murid-murid orang Farisi. Mengapa murid-murid-Mu makan dan minum?" (Lukas 5:33 The Living Bible)

Yesus menjawab bahwa murid-murid-Nya tidak bisa berpuasa selama mempelai masih bersama mereka. Akan datang waktunya, kata Yesus, mereka akan berpuasa yaitu apabila mempelai itu diambil dari mereka (Lukas 5:34-35).

Tahukah anda berapa lama waktunya "mereka akan berpuasa" akan berlangsung? Itu adalah waktu dimana Yesus 'diambil' dari mereka, yaitu waktu antara kematian-Nya sampai waktu Dia memberikan Roh-Nya  pada perayaan Pentakosta. Selama hari-hari itu, Mempelai sedang tidak ada bersama mereka sehingga tepat waktunya untuk berduka dan berpuasa. Tapi saat Roh Yesus datang untuk berdiam di dalam setiap orang percaya, hari-hari berduka dan berpuasa itu berakhir selamanya.

Injil menyatakan: "Mempelai ada disini, Dia hidup di dalam kamu!" Itulah sebabnya kita diajak untuk terus melakukan perjamuan, bukan berpuasa. 1 Korintus 5:8 versi Young's Literal Translation berkata, "Karena itu marilah kita berpesta perjamuan, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran."

Yesus tidak tertarik dengan upaya kita berpuasa, menahan diri dan berpantang makanan. Dia tertarik kita makan kasih karunia perjanjian baru, makan Yesus Kristus dan karya-Nya yang sempurna.

Jangan kemana-mana. Ikuti bagian 2.

[Bas Rijksen: What Does Fasting Look Like Under Grace? And Should You Do It?; 9 January 2014]

basrijksen.com/what-does-fasting-look-like-under-grace-and-should-you-do-it-part-12/